Gedung Nasional Medan Memprihatinkan

  • Bagikan
Gedung Nasional Medan yang terletak di Jl. Sutomo simpang Jl. Veteran

MEDAN (Berita): Gedung Nasional Medan yang terletak di Jl. Sutomo simpang Jl. Veteran kondisinya saat ini sangat memprihatinkan dan terkesan terlantar tidak terurus.

“Pemerintah Kota (Pemko) Medan dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara diharapkan bisa memberikan perhatian terhadap kelestarian Gedung Nasional Medan yang merupakan gedung bersejarah ini,” ujar Teruna Jasa Said putra dari Alm. H. Mohammad Said dan Almh. Hj. Ani Idrus yang merupakan salah satu pendiri Gedung Nasional, Minggu (5/1).

Teruna menjelaskan Gedung Nasional ini saksi perjuangan masyarakat Sumatera Utara melawan penjajahan Belanda. Jadi gedung ini harus dirawat dan terpelihara dengan baik.

“Gedung ini kan salah satu ikon Kota Medan yang mempunyai nilai-nilai sejarah perjuangan, jadi sudah sepatutnya dipertahankan keberadaannya dengan berperannya Pemko Medan dan Pemprov Sumut,” kata Teruna.

Sebelumnya, Haris Nasution ST, cucu dari almarhum Bangoen Nasution, salah satu pendiri Gedung Nasional Medan, juga menyampaikan keprihatinannya terhadap keberadaan Gedung Nasional Medan yang kini tak terurus dan tengah diterpa konflik antar pengurus yayasan.

“Almarhum Bangoen Nasution itu, ketua pertama Gedung Nasional Medan. Yang saya tahu pengurus yayasan gedung ini sedang berkonflik, setelah terjadi pergantian kepengurusan. Inilah sekarang yang terjadi,” kata Haris kepada Waspada, Jumat (3/1).

Situasi ini, kata dia, sudah lama berlangsung, dan bahkan menurut sepengetahuan dia, juga sedang ada gugatan di pengadilan perihal yayasan itu.

“Kita tidak ingin ada konflik-konflik seperti ini berkepanjangan. Ada isunya yang mau dijual lah, mau disewakanlah atau apalah segala macamnya,” ujarnya.

Melihat hal ini, dia sangat prihatin dan khawatir justru keberadaan gedung akan semakin tidak terurus dan bila terus dibiarkan Gedung Nasional Medan bisa saja akan hilang.

“Jadi kami ini selaku cucu-cucu pendiri ini bertanya, ini kok gedung gak terurus kan sayang. Sama anak dan cucu pendiri lainnya juga sudah saya ceritakan, kenapa ini tidak diurus.

Cuma kami disini selaku cucu bertanya-tanya, ada apa ini, kita jadi bingung. Bukan hal mudah membangun ini. Perjuangan membangun gedung itu sangat luar biasa di masanya,” sebutnya.

Kata dia, jika konflik ini tak kunjung selesai, lebih baik gedung tersebut diserahkan saja ke Pemko Medan atau Pemprov Sumut agar dikelola atau dijadikan untuk peruntukan lain yang bermanfaat daripada terbengkalai. “Kita dari cucu-cucu prihatin melihatnya. Kita ingin gedung ini terawat dan terpelihara.

Pemko Medan dan Pemprovsu buka mata, ini gedung bersejarah. Ini loh pertama kali gedung untuk pertemuan di Sumatera Utara, masak dibiarkan terbengkalai. Ini harus diselamatkan, karena gedung ini saksi sejarah,” sebutnya.

Sementara itu, Ikhsan Lubis cucu dari almarhum Marzuki Lubis yang juga merupakan salah satu pendiri Gedung Nasional Medan mengatakan, dari info yang dia dapat gedung tersebut sedang bermasalah. “Rumornya begitu, ada masalah, bahwa organisasinya ada ribut-ribut. Lebih dari itu saya kurang tahu,” tuturnya.

Karena itu, dia mengharapkan agar gedung terus diperjuangkan, agar bisa terpeliharalah dengan baik. “Mau seperti apapun nanti konteksnya, tetaplah dirawat. Mau dibangun yang baru terserah,” ujarnya.

Dia menyebutkan, pemahaman orang tentang Gedung Nasional Medan hari ini dan dulu kan prinsipnya berbeda, kalau dahulu lokasi tempat gedung ini berdiri yang bersejarah karena memiliki historis akan perjuangan kemerdekaan indonesia, kalau saat ini bangunan dan lokasi juga dianggap bersejarah, perdebatan itu boleh saja, nantinya kan bisa dibuat kajian akademisnya.

Namun, dia juga mengingatkan penting untuk diketahui bahwa di balik keberadaan Gedung Nasional Medan itu, ada jasa-jasa para pendiri yang mungkin hampir terlupakan.

“Tapi kita hanya mengingatkan bahwa pendiri gedung ini ada 9 orang. Mereka jangan diabaikan, di antara mereka ada tokoh-tokoh yang penting waktu perebutan kemerdekaan,” tuturnya. (Wsp)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *