MEDAN (Berita): Khairunnisak Lubis, wartawan Warta Ekonomi Biro Sumatera Utara maju mencalonkan diri sebagai Ketua Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Sumut periode 2025 – 2027 dengan kekuatan visi misi menjadikan FJPI organisasi pers terbaik.
Nisa, panggilan akrabnya akan bertarung pada Musda FJPI yang akan digelar Selasa, 14 Januari 2025 di RM Wong Solo, Jalan Gajah Medan.
Nisa yang mendapatkan nomor urut satu yakin dan bertekad maju untuk membangun organisasi jurnalis perempuan ini menjadi organisasi pers terbaik di Sumatera Utara.
“Alhamdulillah, sudah ditetapkan sebagai calon Ketua FJPI periode 2025-2027 dan saya mendapatkan nomor urut satu. Seperti filosofis angka satu itu merupakan yang terbaik, maka dengan bismillah, Saya berkeyakinan untuk membangun FJPI Sumut menjadi organisasi pers terbaik di Sumatera Utara,” ujarnya usai penetapan calon dan pencabutan nomor urut calon Ketua FJPI Sumut periode 2025-2027, Minggu (12/1/2025).
Nisa meyakini, FJPI dapat menjadi organisasi pers yang terbaik jika didukung dengan SDM seluruh anggota FJPI yang professional dan berkompeten.
Untuk itu, dalam visi misinya, Jurnalis Warta Ekonomi Biro Sumatera Utara ini mengedepankan keterbukaan informasi, penguatan kapabilitas anggota melalui program pelatihan yang dilakukan secara periodik, baik terkait dengan materi jurnalistik dan perkembangannya di era digitalisasi, materi terkait isu yang berkembang di Indonesia khususnya Sumut juga penguatan isu kelompok marginal seperti perempuan, anak, lansia dan disabilitas.
“Jurnalis perempuan tidak hanya meliput peristiwa di lapangan, merekam apa yang terjadi sesuai fakta, tapi juga harus berpihak pada kelompok marginal, mengangkat voice of the voiceless, orang-orang yang selama ini tak didengarkan suaranya dan memberitakannya dengan hati,” ujarnya.
Menurut Nisa, perkembangan era digital mengakibatkan jurnalis alpa untuk tetap berpihak pada kebenaran dan hati nuraninya. Terutama diakibatkan tuntutan media yang mengharuskan kecepatan informasi juga kepentingan pemilik media untuk tetap bertahan di tengah gempuran konvergensi media.
“Kondisi perkembangan media inilah yang membuat saya bertekad untuk membangun FJPI sebagai ruang belajar bersama-sama agar seluruh anggota FJPI dapat menjadi jurnalis yang independen dan professional,” kata Nisa.
Di sisi lain, Nisa juga mengusung visi dan misi memberdayakan kemampuan SDM anggota FJPI. FJPI sebagai organisasi pers yang sudah berdiri selama 17 tahun memiliki SDM yang mumpuni dalam berbagai bidang seperti jurnalistik, media, public speaking, content creator, komunikasi dan lainnya.
“Kemampuan yang dimiliki anggota FJPI ini tentu saja dapat meningkatkan daya saing FJPI. Saya akan berupaya nantinya untuk membuka peluang kerja sama dan kolaborasi baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional. FJPI selama ini telah banyak melatih anggotanya maupun mengirimkan anggotanya untuk mengikuti berbagai pelatihan,” kata Nisa.
“Skill yang diperoleh selama ini tentu saja akan sangat bermanfaat jika disharring kepada masyarakat luas melalui berbagai program dan pelatihan-pelatihan yang kita kerjasamakan dengan berbagai pihak. Ini juga saya harapkan bisa meningkatkan perekonomian anggota,” ungkapnya lagi.
Rentannya jurnalis perempuan menjadi korban kekerasan dalam menjalankan tugasnya di lapangan serta beban ganda yang harus dipikul, menginisiasi Nisa untuk mengusung visi dan misi menjaga kesehatan mental anggota FJPI.
“Beban ganda sebagai jurnalis sekaligus ibu yang harus mengurus pekerjaan domestik, kejaran deadline berita membuat jurnalis perempuan rentan mengalami gangguan kesehatan mental. Untuk itu nantinya akan rutin kita lakukan program relaksasi bersama seperti olahraga, outbond, sesi mendengarkan anggota sebagai penguatan sisterhood ataupun membantu anggota mendapatkan dampingan psikologis jika ada anggota yang mengalami permasalahan dan membutuhkan penguatan psikologis,” terang Nisa. (rel/wie)