MEDAN (Berita): Survei Harga Produsen Gabah di Sumatera Utara pada Desember telah mencatat 107 observasi transaksi penjualan gabah di 13 Kabupaten terpilih dengan komposisi terbanyak didominasi oleh Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 63 observasi (58,88 persen), disusul Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 23 observasi (21,50 persen), dan Gabah Luar Kualitas sebanyak 21 observasi (19,63 persen).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara Asim Saputra mengatakan hal itu kepada wartawan Senin (13/1/2025).
Di tingkat petani pada Desember, harga gabah tertinggi senilai Rp7.292 per kg berasal dari gabah kualitas GKG varietas IR 46 di Kabupaten Toba. Sedangkan harga terendah senilai Rp5.100 per kg berasal dari Gabah Kualitas GKP varietas Inpari 32 di Kabupaten Simalungun.
Di tingkat penggilingan pada Desember, harga gabah tertinggi senilai Rp7.392 per kg berasal dari gabah kualitas GKG varietas IR 46 di Kabupaten Toba. Sedangkan harga terendah senilai Rp5.150 per kg berasal dari Gabah Kualitas GKP varietas Inpari 32 di Kabupaten Simalungun.
Rata-rata harga gabah kelompok kualitas Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 5,21 persen dari Rp6.589 per kg pada November menjadi Rp6.932 per kg pada Desember. Kelompok kualitas Gabah Kering Panen (GKP) juga mengalami kenaikan sebesar 0,37 persen dari bulan sebelumnya yaitu dari Rp5.740 per kg menjadi Rp5.761 per kg.
Rata-rata harga gabah kelompok kualitas Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat
penggilingan mengalami kenaikan sebesar 6,45 persen dari Rp6.717 per kg pada
November menjadi Rp7.150 per kg pada Desember. Kelompok kualitas Gabah
Kering Panen (GKP) juga mengalami kenaikan sebesar 0,23 persen dari bulan sebelumnya yaitu dari Rp5.896 per kg menjadi Rp5.909 per kg.
Asim menambahkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional RI No. 6 tahun 2023, diberlakukan mulai 5 Oktober 2024.
Pada bulan Desember, pengumpulan hasil observasi transaksi harga penjualan gabah
yang berhasil dicatat di Sumatera Utara, terbanyak berasal dari Kabupaten Simalungun
yaitu sebanyak 20 observasi (18,69 persen). Disusul Kabupaten Toba dan Deliserdang
masing-masing sebanyak 15 observasi (14,02 persen), Kabupaten Labuhanbatu Utara
sebanyak 10 observasi (9,35 persen), Kabupaten Mandailing Natal sebanyak 8 observasi (7,48 persen).
Kemudian Kabupaten Labuhanbatu sebanyak 7 observasi (6,54 persen), Kabupaten Tapanuli Selatan, Asahan, Langkat, Serdang Bedagai, dan Batubara masing-masing sebanyak lima observasi (4,67 persen), Kabupaten Padang Lawas Utara sebanyak empat observasi (3,74 persen ), Kabupaten Tapanuli Utara sebanyak tiga observasi (2,80 persen).
Rata-rata Komponen Mutu
Rata-rata komponen mutu hasil observasi transaksi jual beli gabah meliputi Kadar Air
(KA) dan Kadar Hampa (KH). Pada Desember, KA rata-rata kelompok gabah kualitas GKG sebesar 13,58 persen, dengan rentang KA terendah sebesar 12,50 persen dan KA tertinggi sebesar 14,00 persen.
KA rata-rata kelompok gabah kualitas GKP sebesar 21,19 persen, dengan rentang KA terendah sebesar 14,70 persen dan KA tertinggi sebesar 25,00 persen.
Rata-rata Kadar Hampa (KH) Desember juga menunjukkan angka yang bervariasi. KH rata-rata kelompok gabah kualitas GKG sebesar 5,29 persen, dengan rentang KH terendah sebesar 3,60 persen dan KH tertinggi sebesar 8,00 persen. KH rata-rata kelompok gabah kualitas GKP sebesar 4,40 persen, dengan rentang KH terendah sebesar 1,28 persen dan KH tertinggi sebesar 7,80 persen. (wie)