Penggunaan Uang Elektronik Tumbuh Melambat Di Sumut

  • Bagikan
Kepala KPw Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Utara Wiwiek Sisto Widayat. Beritasore/ist
Kepala KPw Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Utara Wiwiek Sisto Widayat. Beritasore/ist

MEDAN (Berita): Pemberlakuan kebijakan Work From Home (WFH) oleh sebagian besar perkantoran dan pembatasan kegiatan usaha seperti mall, rumah makan dan tempat-tempat hiburan selama periode Covid-19 nyatanya masih memperlambat pertumbuhan penggunaan UE di masyarakat.

Kepala KPw Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Utara Wiwiek Sisto Widayat mengatakan hal itu Rabu (8/7).

BI Sumut mencatat bahwa berdasarkan data bulan Mei 2020, total uang elektronik (UE) yang beredar di Sumut sebanyak 2,41 juta UE atau mengalami penurunan sebesar -15,90 persen (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya (2,87 juta UE).

Dimana mayoritas UE yang beredar merupakan 79 persen server-based (21 persen chip-based).

Dari sisi volume transaksi UE di Sumut, pada bulan Mei 2020 terjadi penurunan sebesar -8,21 persen (mtm) dibandingkan dengan bulan sebelumnya. “Walaupun penurunan yang terjadi tidak sedalam bulan sebelumnya,” ungkap Wiwiek.

Sementara, dari sisi perkembangan agen, sambungnya, jumlah agen Layanan Keuangan Digital (LKD) mengalami penurunan dari 20.870 pada April 2020 menjadi 20.277 pada Mei 2020.

Sedangkan, dari sisi transaksi, nominal transaksi melalui agen LKD di bulan Mei 2020 mengalami sedikit peningkatan dari 32,9 miliar menjadi 41,8 miliar.

Di sisi lain, transaksi nontunai menggunakan kartu ATM/Debet dan Kartu Kredit pada bulan Mei 2020 mengalami peningkatan, meskipun dari sisi jumlah kepemilikan kartu pada bulan Mei 2020 mengalami penurunan.

Untuk kartu ATM/Debet, dari sisi volume transaksi mengalami peningkatan sebesar 16,13 persen (mtm).

Sementara dari sisi nominal transaksi mengalami peningkatan sebesar 18,14 persen (mtm) dengan kontribusi nominal transaksi terbesar berasal dari penarikan tunai (50,78 persen).

Ia menyebutkan, volume transaksi Kartu Kredit pada bulan Mei 2020 juga mengalami sedikit peningkatan sebesar 1,81 persen (mtm). Meskipun dari sisi nominal transaksi mengalami penurunan sebesar -7,45 persen (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya.

Perkembangan QRIS

Terkait perkembangan Quick Response Indonesian Standard (QRIS),Wiwiek mengatakan bahwa hingga Juni 2020, terdapat 156.526 merchant QRIS di Sumut. Jumlah merchant QRIS tersebut mengalami peningkatan sebesar 5,39 persen (mtm) atau sebanyak 8.007 merchant bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang berjumlah 148.519 merchant.

“Merchant QRIS ini telah tersebar di seluruh wilayah di Sumut dengan pangsa terbesar berada di Kota Medan dengan 90.952 merchant atau sekitar 58,1 persen dari total merchant QRIS di Sumut,” pungkasnya.

Ia menambahkan, di tengah pandemi Covid-19, KPw BI Provinsi Sumut juga mendorong salah satu aplikasi lokal yaitu Homemade Indonesia untuk dapat memperluas kanal pembayarannya. Sejak 25 Juni 2020, Homemade telah dapat melayani transaksi contactless menggunakan QRIS.

“Homemade Indonesia merupakan aplikasi belanja kebutuhan rumah secara daring di Kota Medan yang sudah terhubung dengan delapan pasar di Kota Medan dan dapat melayani pembayaran menggunakan QRIS,” katanya. (Wie)

 

 

Berikan Komentar
  • Bagikan