Kinerja Bursa Efek Meningkat, Ke Depan Kuat Dan Berkelanjutan

  • Bagikan
Dirut PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi. Beritasore/ist
Dirut PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi. Beritasore/ist

MEDAN (Berita): Dalam usianya ke 28 tahun, kinerja PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meningkat, ke depan makin kuat dan berkelanjutan di era new normal Bursa Efek yang baru.

Hal itu ditegaskan Direktur Utama PT BEI Inarno Djajadi pada acara sederhana ulang tahun ke 28 di Kantor BEI, Jakarta Senin (13/7/2020).

Sekretaris Perusahaan PT BEI Yulianto Aji Sadono dalam siaran persnya diterima Selasa (14/7) mengatakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun ini mengalami perubahan sebesar 20,13 persen pada level 5.031 sampai dengan 10 Juli 2020.

Meskipun demikian, kata Yulianto, aktivitas perdagangan di Bursa terlihat cukup baik tercermin dari rata-rata nilai transaksi di bulan Juni mencapai Rp9 triliun. Memasuki fase new normal, sampai dengan 10 Juli 2020, rata-rata nilai transaksi harian sampai saat ini sebesar Rp7,65 triliun, dan rata-rata volume transaksi per hari sebesar 7,66 juta saham.

Kemudian, peningkatan dialami oleh frekuensi transaksi harian sebesar 11,23 persen, menempati posisi pertama di ASEAN hingga 521 ribu kali transaksi. Dengan target 46 pencatatan efek baru pada tahun 2020, BEI telah berhasil menorehkan 41 pencatatan efek baru yang terdiri dari 32 pencatatan efek saham, 1 obligasi baru, 7 ETF baru, dan 1 EBA.

Data sampai dengan Juni 2020, jumlah investor telah mengalami peningkatan 18 persen menjadi 2,9 juta investor untuk total investor saham, obligasi, dan reksa dana berdasarkan Single Investor Identification (SID).

Khusus untuk investor saham, peningkatan telah terjadi sebesar 12 persen menjadi 1,2 juta investor saham. Semua  pencapaian ini tentunya merupakan kerja keras seluruh stakeholders yang tetap memberikan kontribusi dalam memajukan Pasar Modal Indonesia.

Selain membukukan berbagai pencapaian, BEI tidak berhenti mengembangkan program-program baru yang berkontribusi terhadap kemajuan Pasar Modal Indonesia.

Selain implementasi serangkaian program strategis  yang ditargetkan untuk rampung pada tahun ini, BEI masih melakukan pengembangan sistem e-IPO, e-Registration tahap II.

Peluncuran produk derivatif baru dan structured warrant, Implementasi  Penyelenggara Pasar Alternatif (PPA) melalui peluncuran ETP Tahap II dan inovasi-inovasi lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan perlindungan terhadap investor dan pendalaman di Pasar Modal Indonesia.

Yulianto menambahkan memasuki usianya yang ke-28 tahun, BEI berkontribusi memajukan industri pasar modal pada khususnya, dan perekonomian Indonesia  pada umumnya.

Merayakan 28 tahun swastanisasi, BEI menyelenggarakan acara mengusung konsep semi virtual dan terbatas dengan tetap memperhatikan protokol COVID-19 melalui Microsoft Teams, yang diikuti  oleh seluruh karyawan BEI dan beberapa undangan stakeholders di bidang pasar modal, meliputi Komisaris dan Direksi BEI dari Periode 1992.

Di tengah kondisi pandemi COVID-19, katanya, salah satu agenda perayaan Hari Ulang Tahun ke-28 BEI adalah penyerahan hasil donasi rekan-rekan karyawan BEI berupa bantuan 1.500 kebutuhan bahan pokok untuk masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19 di wilayah Jakarta dan Banten.

Penyerahan donasi secara simbolis tersebut turut disaksikan oleh salah satu Perusahaan Tercatat, yaitu PT Wilmar Cahaya Indonesia  Tbk, yang telah menyumbangkan 27.780 liter minyak goreng melalui program Pasar Modal Peduli Indonesia.

.Bantuan kebutuhan pokok tersebut akan diberikan kepada beberapa pihak yang akan membantu pendistribusian bantuan tersebut ke masyarakat, yaitu Daarut Tauhiid Peduli Jakarta, Yayasan Ibnu Sina Peduli, LAZISNU Jakarta Pusat, Yayasan Yatim Mandiri Serang, KSPM Galeri Investasi Universitas Pamulang, Pemerintah Provinsi Banten, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Selama 28 tahun perjalanannya, BEI telah mencatatkan sejumlah pencapaian yang membanggakan untuk perkembangan Pasar Modal Indonesia. Milestone Bursa setelah diprivatisasi pada 13 Juli 1992 adalah  diberlakukannya Otomasi Perdagangan dengan Jakarta Automated Trading System (JATS).

Kemudian, penerapan Remote Trading di pasar modal berhasil diimplementasikan pada 28 Maret 2002. Menandai pencapaian berikutnya, pada 30 November 2007, Bursa Efek Surabaya bergabung dengan Bursa Efek Jakarta menjadi BEI.

Perkembangan JATS pada 2009 menciptakan milestone berikutnya, yaitu Implementasi JATS Next Generation (Next-G). Selain peluncuran eXtensible Business Reporting Language (XBRL) pada 22 Juni  2015, BEI juga mulai mensosialisasikan Kampanye Yuk Nabung Saham.

Setelah dilakukan Margin Trading Regulation Easing pada 2017 dan Implementasi Penyelesaian Transaksi T+3 ke T+2 pada 2018, selama 3 tahun berturut-turut sejak tahun 2017-2019, BEI menerima penghargaan HR Asia Best Companies to Work, dan pada 2019 BEI bergabung dengan Sustainable Stock Exchange.

Selain itu, pada tahun yang sama BEI  telah menambah papan baru perdagangan, yaitu Papan Akselerasi, meluncurkan Indeks IDX Value 30 dan IDX Growth 30 serta merelaksasi ETF.

Melalui perayaan sederhana hari ini, jelas Yulianto, BEI berharap untuk terus berkembang menjadi Bursa yang kompetitif  dan mampu bersaing dengan bursa-bursa lain di dunia. Dengan harapan ke depannya, BEI juga semakin kuat, kokoh, serta berkelanjutan untuk menjadi pilar kemajuan perekonomian Indonesia. (Wie)

 

 

Berikan Komentar
  • Bagikan