RIO DE JANEIRO (Berita): Stadion bersejarah Maracana di Rio de Janeiro, dipakai menjadi rumah sakit darurat untuk menangani pasien-pasien yang sudah positif terjangkit Covid-19 di Brazil.
Temuan penyakit dari virus corona yang bermula dari Wuhan di China itu, Kamis (Jumat WIB), meningkat tajam di Negeri Samba hingga mencapai 3.000 pasien. Pemerintah Brazil pun meminta komplek berbagai arena olahraga agar bisa dialihfungsikan menjadi rumah sakit darurat.
Kendati sudah dialihfungsikan, Pemerintah Rio de Janeiro belum memutuskan berapa banyak daya tampung Stadion Maracana selama masa menjadi rumah sakit darurat Covid-19.
Otoritas yang sama juga belum memutuskan apakah fasilitas rumah sakit darurat bakal dibangun di atas lapangan hijau atau lokasi lain dalam kompleks Maracana yang meliputi stadion atletik dan gedung akuatik.
Secara keseluruhan Rio de Janeiro berupaya membangun sedikitnya enam rumah sakit darurat selama memerangi pandemi virus corona.
Sedikitnya 78 orang di Brazil meninggal karena wabah dimaksud. Tetapi Presiden Brtazil Jair Bolsonaro tak berhenti meremehkan ancaman pandemi global yang disebutnya cuma “flu biasa” tersebut.
Di tingkat provinsi, sejumlah gubernur telah menerapkan karantina wilayah sembari meningkatkan daya tampung fasilitas kesehatan. Anehnya Bolsonaro justru terus melancarkan kritik bahwa sikap itu berlebihan dan menghambat roda ekonomi.
Sedangkan Federasi Sepakbola Brazil (CBF) saat ini menangguhkan seluruh aktivitas olahraga si kulit bundar menyusul munculnya kasus Covid-19 di Negeri Samba.
Maracana menjadi stadion sepakbola ketiga yang dikonversi sebagai rumah sakit darurat, setelah Stadion Pacaembu di Sao Paulo dan Stadion Mane Garrincha di Brasilia.
Stadion raksasa berkapasitas 78.838 penonto itu menjadi saksi partai final Piala Dunia 2014 serta panggung upacara pembukaan dan penutupan Olimpiade 2016.
“Mari kita jaga orang tua kita, bantu mereka yang paling membutuhkan,” tulis Rodolfo Landim, Presiden Flamengo yang biasa mengendalikan operasional Maracana.
“Pada momen yang suram ini, saya ingin mengundang negara Merah dan Hitam kita yang besar untuk memperbarui harapan dan bekerja untuk hari-hari yang lebih baik,” tambah Landim.
Menteri Kesehatan Brazil Luiz Henrique Mandetta sebelumnya memprediksi, wabah virus corona akan mencapai puncaknya di negara mereka antara April sampai Juni mendatang. (waspada.id/afp)