BANDA ACEH ( Berita) : Pasien yang positif virus corona (Covid-19) di Provinsi Aceh hingga Jumat (27/3) sudah menjadi empat orang.
Dari empat orang tersebut satu orang diantaranya telah meninggal dunia pada Senin lalu. Sementara tiga orang yang positif kini telah diisolasi di rumah sakit umum daerah (RSUDZA) dr Zainoel Abidin Banda Aceh.
Kasus positif virus Corona bertambah di Provinsi Aceh menjadi empat orang. Berdasar update jumlah pasien yang positif virus corona yang dirilis hari, Jumat (27/3), ada tiga orang yang bertambah.
Juru Bicara Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani mengatakan, tiga pasien positif virus mematikan ini dua orang berasal dari Banda Aceh dan satu orang berasal dari Kabupaten Aceh Besar.
“Ketiga orang yang sudah positif virus corona ini semuanya adalah mereka yang merupakan pasien dalam pengawasan (PDP),”ujar Saifullah Abdulgani Jumat (27/3)
Sebelumnya seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang meninggal dalam perawatan di Respiratory Intensif Care Unit (RICU) Rumah Sakit Zainoel Abidin, Senin, (23/3) dinyatakan positif Covid-19.
Pasien PDP inisial AA, usia 56 tahun, asal Lhokseumawe yang meninggal dunia Senin (23/3) lalu, di RICU RSUZA dinyatakan positif Covid-19 dan tercatat sebagai Covid-19 yang ke-826 nasional, lanjutnya.
Kepastian diketahui dari hasil pemeriksaan sweb di laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Kesehatan RI, sebagaimana telah diumumkan Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Nasional beberapa saat lalu, kata SAG
Hasil laboratorium terhadap swab pasien sudah kita terima dan juga baru diumumkan oleh Jubir Gugus Tugas Covid-19 nasional,” ujar pria yang akrab disapa SAG itu.
Sementara itu, PDP berinisial EY, jenis kelamin laki-laki, umur 43 tahun yang kemarin (Rabu, 25/3) meninggal di RICU RSUZA , belum dapat disimpulkan sebagai positif Covid-19, karena belum ada hasil pemeriksaan swab dari laboratorium Balitbang Kemenkes RI di Jakarta.
“Hingga saat ini EY meninggal karena gagal nafas akibat pneumonia akut. Tapi karena dicurigai serangan virus corona,, jasadnya dipelakukan sesuai Standar Operaaional Prosedur pasien Covid-19, tapi statusnya masih PDP,” papar SAG.
SAG menjelaskan, awalnya EY didiagnosa sebagai penderita infeksi empedu. Tim medis merencanakan tindakan operasi, namun belakangan terdeteksi pneuomonia akut seperti serangan virus corona,” kata SAG.
SAG menyebutkan, saat persiapan operasi dan pemeriksaan foto thorak, tim medis menemukan pneumonia akut mirip penderita covid-19.
Setelah didalami lebih lanjut terungkap EY memiliki riwayat ke Malaysia, 13 hari sebelumnya. Tanpa informasi baru tiba dari daerah penularan virus corona, maka ditangani sebagaimana pasien gangguan empedu lainnya.
“EY sudah sering berobat di RSUZA, sehingga petugas tak menaruh curiga,” kata SAG.
Belajar dari kasus PDP berinisial EY ini, SAG mengimbau masyarakat, terutama pasien dan keluarga pasien menyampaikan informasi tentang riwayat pasien secara detil kepada tenaga medis yang merawatnya.
“Kita bergarap EY bukan PDP Positif Covid-19. Sebab, bila hasil pemeriksaan swab-nya positif, akan banyak petugas yang harus dikarantina selama 14 hari,” urai SAG seraya menambahkan dalam situasi seperti saat ini, bantu petugas medis dengan informasi yang selengkap- lengkapnya.(mm)