Jakarta (Berita): Jinkie Alhambra tak menyangka kebijakan pemerintah Hong Kong menghentikan laju penyebaran Covid-19 justru berkebalikan bagi dirinya. Di tengah merebaknya virus corona jenis baru atau SARS-CoV-2, pemerintah Hong Kong meminta para Pekerja Rumah Tangga (PRT) untuk tetap tinggal di rumah bahkan selama hari libur.
Alhambra pun bertahan di apartemen sang majikan. Tapi nahas, pilihan tetap tinggal di rumah majikan itu tak membuat Alhambra terhindari dari virus penyebab Covid-19.
Pekerja rumah tangga asal Filipina itu justru positif terinfeksi virus corona dan harus dirawat di rumah sakit.
“Ironis. Saya cukup frustrasi, tetapi Anda harus move on, untuk menghadapinya, Anda tak bisa menahan dendam,” ungkap dia dalam sebuah wawancara via Skype dikutip dari CNN.
Alhambra pun bercerita, sang majikan sempat berwisata ke India kemudian kembali ke Hong Kong sebelum berlanjut ke Kanada. Otoritas Kanada memperingatkan Hong Kong bahwa si majikan positif virus corona.
Dalam sebuah pernyataan resmi, pemerintah Hong Kong menyebut Alhambra dan anggota keluarga si majikan positif virus corona.
“Dua dari mereka (kasus yang terkonfirmasi) berhubungan dengan kasus awal di Kanada (kasus anak perempuan dan PRT yang tinggal bersama di Hong Kong). Kasus yang terkonfirmasi di Kanada satu grup dengan grup tur ke India dengan lima pasien lain,” tulis mereka pada Selasa (10/3).
Sebelum menjalani perawatan di rumah sakit, Alhambra mengalami sakit kepala berdenyut, sakit tenggorokan parah, demamnya tidak begitu tinggi tetapi dia merasakan sensasi seperti terbakar di mata. Selain itu, dia mengalami batuk kering cukup parah.
Pekerja Rumah Tangga (PRT) memang jadi salah satu kelompok yang rentan di tengah pandemi virus corona. Tercatat ada sebanyak 390 ribu PRT di Hong Kong. Mulai 30 Januari 2020 pemerintah meminta para asisten rumah tangga ini tetap di rumah majikan mereka demi mencegah penularan.
Namun bukan berarti, kelompok ini akan terbebas dari virus corona. Untuk sementara ada seorang asisten rumah tangga yang positif virus corona.
Elizabeth Tang dari International Domestic Workers Federation mengungkapkan, para PRT menghadapi banyak risiko karena mereka harus merawat keluarga, lansia dan orang sakit.
“Mereka tidak punya perlindungan sosial seperti tunjangan cuti sakit, tunjangan pengangguran, dan jika Anda melihat paket bantuan, kebanyakan dari mereka tidak termasuk pekerjaan rumah tangga,” jelas dia.
Pada 26 Februari 2020 pemerintah menyatakan seluruh penduduk bisa mengajukan permohonan bantuan uang tunai sebesar hampir US$1.300 atau lebih dari Rp20 juta. Namun PRT asing tidak bisa mengajukan permohonan. Sebab mereka tak memenuhi syarat untuk mengajukan izin tinggal permanen di Hong Kong, tidak peduli berapa lama mereka telah menetap.
Namun begitu dalam kasus ini, Alhambra tidak dikenakan biaya perawatan dan dia masih mendapatkan gaji meski absen bekerja. Dirinya pasrah dalam doa sembari mengonsumsi obat ARV.
“Saya harap semua orang tidak terlalu berpuas diri. Apakah Anda kaya, Anda miskin, Anda putih. Hati-hatilah. Orang harus menganggapnya serius, orang tidak harus mengambil risiko, orang harus mengorbankan sedikit kebebasan mereka untuk kebaikan semuanya,” imbuh Alhambra. (CNN/els/NMA)