Jakarta (Berita): Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa puncak kematian akibat infeksi virus corona di AS akan terjadi dalam dua pekan ke depan.
Dia memperkirakan puncak kematian terjadi sekitar Hari Paskah pada 12 April. “Puncak kematian bisa terjadi saat Hari Paskah,” kata Trump pada Minggu (29/3) seperti dikutip dari AFP.
Trump juga telah memperpanjang pedoman menjaga jarak sosial atau social distancing untuk menekan penyebaran virus corona hingga 30 April 2020.
Dalam pengarahan di sebuah stasiun televisi, Trump juga menyampaikan prediksi salah satu penasihat medis Gedung Putih Anthony Fauci, bahwa virus corona dapat membunuh hingga 200 ribu orang di AS.
Trump menyebut angka itu bisa lebih tinggi lagi bila pemerintah tidak segera memberlakukan lockdown dan dan upaya lain untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
“Sebanyak 2,2 juta orang bisa terinfeksi jika kita tidak berbuat apa-apa untuk mencegah, salah satunya dengan menjaga jarak sosial,” katanya.
Menurut penghitungan Johns Hopkins University, ada hampir 140 ribu kasus virus corona di AS dan lebih dari 2.400 pasien meninggal.
Johns Hopkins mencatat rekor 518 kematian baru akibat corona dalam 24 jam terakhir, naik dari hari sebelumnya sebesar 453. Karena itu, kata Trump, semua orang wajib mengikuti pedoman.
“Tidak ada yang lebih buruk daripada mengumumkan kemenangan sebelum bisa mencapainya,” ucap Trump.
Hingga saat ini AS tercatat sebagai negara dengan kasus positif corona terbanyak di dunia, menyalip China dan Italia.
Jumlah kasus positif virus corona di seluruh dunia hingga Senin (30/3) pagi mencapai 720 ribu orang dengan 33.905 kematian, dan 150.918 sembuh.
Berdasarkan data terbaru situs pelaporan online Worldometers, Italia berada di peringkat kedua terbanyak setelah AS dengan 97.689 kasus. Italia juga tercatat sebagai negara dengan kematian tertinggi akibat corona dengan 10.779 pasien meninggal. (CNN)