MEDAN (Berita): Tim tari daerah dan tari komando (tarkom) SMP Negeri 27 Medan memboyong tiga piala penghargaan di ajang Pesona Nusantara (Penus)
dan PSU Fest 2020.
Dalam acara digelar anak muda Pembaris Sumatera Utara (PSU)
di Le Polonia Hotel & Convention, Rabu (28/10/2020) itu, SMPN 27 Medan merebut
predikat bergengsi sebagai The Best Dancer (Dancer Tari Daerah Terbaik) dan Koreo Tari Daerah Terbaik. Selain itu, tari komando (Tarkom) SMPN 27 Medan juga meraih juara Harapan 3.
“Walau tak meraih juara pertama, tapi kami bersyukur mendapat predikat terbaik. Apapun hasilnya, kami tetap bersyukur. Menang kalah merupakan hal yang biasa. Yang penting, adik-adik ini berani menunjukkan bakatnya,” kata Royhan Nasution, sebagai pelatih, Kamis (29/10/2020).
Royhan akrab disapa Kak Roy ini menuturkan, kegiatan didukung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumatera Utara ini diikuti 15 tim untuk tari daerah dan 15 tim untuk tari komando yang lolos final.
Untuk dapat masuk ke final tersebut, tim tari SMPN 27 harus berjuang di babak penyisihan yang dilakukan secara virtual (online).
“Saat di babak penyisihan, adik-adik ini berada di peringkat 5 dari 80 peserta yang bertanding memamerkan kebolehannya,” ujar Roy yang juga pelatih Prajurit Sakti Paskibra (pasukan pengibar bendera) SMP Negeri 27 Medan.
Roy pun berharap adik didiknya itu tetap semangat dan disiplin berlatih untuk mendulang prestasi berikutnya.
Adapun tim tari daerah terdiri dari Nazwa Nindira Pratiwi Zahra Sitorus, Muhammad Fauzan Aqil Nasution, Raihan Pratama,
Nurul Khasanah Lubis,
Yayang Aulia, dan Ghyna Silvanita Nikson Pulungan.
Sedangkan tim tari komando terdiri dari Muhammad Fachrozy Agusti, Muhammad Fachreza Aldava Sinaga, Eka Fadhilla Putra
Bella Karely Putri, Afiza Wulandari, Reza Rivai Daulay, dan
Zidane Syuhada.
Sementara itu, Ronni Lirahman S.Pd dari Sanggar Tari Rollina Dancer yang ikut membidani tim tari daerah SMPN 27, juga mengaku bersyukur. Pasalnya, tarian berjudul “Mejan” dibawakan SMPN 27 berhasil meraih predikat terbaik untuk dancer dan koreo.
“Kegigihan dan disiplin mereka dalam berlatih membuahkan hasil yang membanggakan,” tukasnya.
Dijelaskannya, karya tari ini menggambarkan kesedihan dan kemarahan masyarakat Pakpak atas kehilangan lahan yang dibakar atau direbut oleh penguasa untuk kepentingan pribadi.
“Karya ini menghadirkan sosok mistis dari Patung Mejan yang dipercayai masyarakat Pakpak sebagai simbol dari kepahlawanan,” ujarnya.
Dijelaskannya juga, Mejan merupakan salah satu peninggalan nenek moyang bangsa Pakpak yang masih ditemukan di tanah Pakpak, namun jumlahnya kini terbatas. Mejan ini berupa ukiran batu berbentuk patung manusia sedang menunggangi binatang seperti gajah.
“Patung ini dipercaya memiliki kekuatan gaib untuk mengusir segala kejahatan yang mengganggu masyarakat Pakpak di sekitar Patung Mejan tersebut,” pungkasnya. (aje)