MEDAN (Berita) : Kondisi ekonomi di Sumatera Utara, juga di Sumatera, bahkan Indonesia dan dunia pada tahun 2020 sedang menghadapi tekanan dan kontraksi akibat pandemi Covid-19. Namun pada tahun 2021, ekonomi akan recovery (pulih) sehingga akan berpengaruh positif pada usaha valuta asing (Valas).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatra Utara Wiwiek Sisto Widayat mengatakan hal itu pada Temu Virtual Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB) dan Penyelenggara Transfer Dana Bukan Bank (PTD BB) Jumat (27/11).
Acara yang dihadiri seluruh Kepala Perwakilan BI, pedagang Valas di Sumatera itu menghadirkan pembicara Reinald Kasali dan Cak Lontong yang intinya mengajak semua untuk optimis dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini. “Bagaimana kita bisa bersinergi, tumbuh dan kuat di masa pandemi Covid-19 ini,” kata Reinald Kasali.
Sedangkan Wiwiek mengatakan pada Pebruari 2020, Covid-19 masuk ke Indonesia juga ke lebih 125 yang memberikan dampak ekonomi cukup besar. “Sampai triwulan III hampir semua negara terdampak ekonomi, di Indonesia masih mengalami kontraksi,” katanya.
Namun baik secara nasional, Sumatera maupun Sumut, konstraksinya mengalami perbaikan meski belum tumbuh signifikan. “Pertumbuhan ekonomi di Sumatera mengalami negatif tapi sudah mengecil dibanding triwulan II 2020,” jelas Wiwiek.
Ia menyebut kondisi ekonomi tersebut sangat berpengaruh pada usaha KUPVA BB dan PTD BB. “Ini yang terus dilakukan bersama bagaimana bisa mendorong ekonomi kita ke depan lebih baik,” ungkap Wiwiek.
Menurutnya, kondisi ekonomi akan recovery (pulih) pada tahun 2021, di triwulan I sudah membaik diperkirakan pertumbuhannya secara nasional 4,5 persen -5,5 0 persen. Begitu pula di Sumatera ekonomi pada tahun 2021 diperkirakan semakin membaik.
Pada tahun 2021, katanya, aktivitas ekonomi kembali normal, PSBB dibuka, vaksinasi Covid-19 sudah berlangsung yang gilirannya jual beli di masyarakat semakin baik. Aliran dana dari luar negeri juga masuk ke Indonesia. Aktivitas bepergian ke luar negeri juga kembali normal seperti wisata religi maupun umroh. “Kegiatan ini membuat penukaran mata uang asing ke KUPVA juga semakin lancar,” kata Wiwiek.
Pangsa pasar terbesar dari penjualan Valas di KUPVA BB antara lain dolar Singapura dan dolar Amerika Serikat. “Kondisi masyarakat yang membaik akan memberikan dampak positif pada penjualan Valas,” jelas Wiwiek. (Wie)