TANAH KARO (Berita): Wisatawan yang berkunjung ke lingkar zona merah gunung api Sinabung, melepaskan waktu makan siangnya di bawah empat juta meter kubik kubah lava.
Hal ini diketahui, setelah tim Satgas Sinabung selesai berpatroli sambil bersosialiasi kepada warga ke kawasan zona merah Rabu (10/2) siang.
Pantauan Waspada, wisatawan yang datang berkunjung dari luar Karo menggunakan mobil roda empat, berhenti di tepi jalan provinsi Karo-Langkat, tepatnya di sebuah areal perladangan yang berada di antara desa Sigarang-garang dengan desa Sukanalu Teran Kec. Naman.
Mereka menggelar acara makan siang bersama keluarganya di dalam sebuah gubuk tidak berdinding milik petani setempat.
Dari tempat makan siang pengunjung, sangat jelas terlihat profil gunung api Sinabung di sebelah Timur-Timur Laut. Saat itu, hampir tidak ada awan yang mempropokasi tubuh gunung hingga ke puncak, sehingga tampak jelas kubah lava yang bertengger di puncak itu.
Saat menyelesaikan makan siangnya, mereka terlihat nyaman dan sesekali melihat ke arah gunung. Duduk santai di sana bersama keluarganya, seakan tidak mengetahui seberapa besar ancaman awan panas yang bisa membinasakan mereka.
Untung saja, pengunjung itu dijauhkan dari mara bahaya oleh Allah SWT saat itu. Sebab, sampai mereka beranjak dari sana, tidak ada aktivitas gunung yang dapat mengkhawatirkan mereka.
Seorang perempuan dari keluarga pengunjung itu kepada Waspada menyebutkan, jika mereka juga merasa takut bila terjadi awan panas meluncur ke arah mereka. Namun kalau hanya sebentar duduk di sana sambil makan siang, sepertinya masih aman, singkatnya.
Namun pemilik gubuk yang sedari tadi duduk di dalam sebuah gubuk berbentuk memanjang ke arah Selatan yang berada di sebelah gubuk mereka tiba-tiba berkata kepada wartawan, ‘jika anda takut dengan kubah lava Sinabung, silahkan anda cepat-cepat pergi dari sini.
Kami tidak takut dengan Sinabung, makanya kami duduk di sini dan sebentar lagi, kami akan mendirikan rumah di sini. Maka jika anda takut, pergilah’. serunya.
Dari hasil dialog pemilik ladang dengan wartawan, sepertinya menguatkan hati pengunjung untuk tidak bergeser dari sana, walaupun sudah diingatkan adanya ancaman yang dapat membahayakan jiwa mereka karena berada di kawasan zona merah dan letak gubuk yang mereka tempati, hampir sejajar arah dengan kubah lava.
Soalanya, berdasarkan rekomendasi pihak vulkanologi, pengamat gunung Sinabung, kawasan zona merah yang telah ditentukan radiusnya dari puncak Sinabung harusnya di jauhi karena sangat berbahaya.
Jika terjadi erupsi dan guguran 4 juta meter kubik, awan panas dapat menjangkau radius 4 Km ke sektor Utara-Timur.
Wisatawan memilih lokasi itu sebagai tempat menghabiskan waktu makan siangnya karena merasa nyaman dengan suasana alam saat itu, dan tidak sadar ancaman awan panas sangat besar.
Sesuai rekomendasi pihak Vulkanologi, daerah itu seharusnya sudah kosong, namun sepertinya warga setempat dan petugas Satgas tanggap darurat Sinabung kayak “alep cendong atau petak umpet”.
Sewaktu petugas patroli zona merah melintasi daerah itu, mereka belum ada di sana, namun setelah petugas pulang dari aktivitasnya, terlihat petani sedang mengolah lahan pertanianya dan mempersilakan wisatawan berhenti dan makan siang di sana.
Salah satu kearifan lokal (keramah tamahan) masyarakat setempat yang menyediakan tempat bersantai dan menginap, merupakan sebuah tantangan besar bagi tim Satgas tanggap darurat Sinabung untuk mengosongkan kawasan zona merah.
Terbukti atas tersedianya fasilitas penginapan atau tempat santai di kawasan Lau Kawar, membuat petugas kesulitan untuk mengosongkan zona merah.
Parahnya lagi, bener atau spanduk himbauan Dansatgas Tanggap Darurat Sinabung Letkol Yuli Eko Hadiyanto S. Sos bersama Wadansatgas AKBP Yustinus SI SH. S. IK berisi ‘jangan memasuki zona merah Sinabung’, tidak dihiraukan warga ataupun pengunjung.
Hal ini menuai tanda tanya bagi warga maupun netizen, di media sosial facebook (FB).
Di salah satu grup FB, The Volcano Park Berastagi In Karo Higland, ada tanggapan mengenai status ” butuh pengawasan di zona merah Sinabung pada hari libur Imlek”.
Salah satu netizen, menyebutkan “Tutup akses menuju zona merah.. Hanya itu jalan satu2nya.. Kemungkinan lau kawar pengunjungnya akan membludak”.
Armen Putra sebagai pengamat gunung api Sinabung menyebutkan, untuk hal penyelamatan jiwa dari ancaman awan panas Sinabung, vulkanologi telah menyampaikan rekomendasi.
Namun jika bendungan warganya tidak mematuhi rekomendasi itu, vulkanologi tidak bisa memaksa.
Urusannya adalah tim Satgas Tanggap Darurat Sinabung. Tetapi jika himbauan tim Satgas juga tidak diindahkan, ya kita serahkan kepada Tuhan sajalah.
Mudah-mudahan mereka tidak menjadi korban Sinabung, jika terjadi awan panas. Demikian Armen Putra.(a06)