MEDAN (Berita): Perkembangan penularan corona virus disease (Covid-19) semakin tinggi, saat ini banyak masyarakat yang terpapar tapi tidak menunjukkan tanda-tanda sakit berat dan tidak menyadari dapat menularkan virus kepada orang lain, melalui droplet (percikan cairan tubuh, batuk, bersin ataupun nafas). Karena itu, seluruh masyarakat diimbau untuk mengenakan masker terutama kalau ke luar rumah dan bertemu dengan banyak orang.
Hal ini diungkapkan Kepala Unit Mikrobiologi Klinik RSUP H Adam Malik Rina Yunita di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, Jalan Diponegoro Nomor 30 Medan, Senin (6/4).
“Hingga saat ini WHO masih mengeluarkan statement bahwa penularan Covid-19 ini melalui droplet, yakni percikan cairan tubuh seperti bersin, bantuk juga keluaran nafas.
Terkait penularannya dari udara (airborne) ini masih dipertimbangkan. Memang ada penelitian yang melihat kalau virus ini di airborne bisa bertahan lama, tapi ini masih terus dikaji termasuk kemungkinan-kemungkinanya untuk penularan melalui airborne,” ujar Rina.
Dijelaskannya, untuk mengantisipasi penularan Covid-19 ini memang sebaiknya masyarakat sudah menggunakan masker. “Kalau dulu memang di awal imbauannya yang menggunakan masker ini bagi yang sakit, tapi karena kondisinya ada yang terpapar virus tapi hanya mengalami gejala ringan dan dia tidak menyadarinya, maka untuk saat ini seluruhnya sebaiknya gunakan masker dan tetap menjaga jarak 1-2 meter untuk memutus mata rantai penularannya kepada orang lain,” terangnya.
Dikatakannya, saat ini WHO juga sudah menganjurkan masyarakat untuk menggunakan masker kain jika tidak mendapatkan masker medis.
Hanya saja, penggunaan masker kain ini memiliki syarat yakni penggunaan maksimal 4 jam, tidak bisa digunakan berhari-hari dan kemudian harus dibersihkan dengan cairan deterjen atau cairan berbahan pemutih.
“Jadi jangan dibiarkan masker kain ini setelah digunakan berserakan di rumah. Apalagi sampai terpegang oleh orang lain, terutama anak-anak. Pastikan setelah kita gunakan lalu dimasukkan ke dalam plastik, kemudian sampai di rumah segera dicuci dengan cairan deterjen atau pemutih,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Dosen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran USU ini juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih agar terhindar dari pandemi Covid-19. Pertama yang dapat dilakukan adalah senantiasa menerapkan cuci tangan.
Hal ini dikarenakan penularan virus terjadi melalui cairan tubuh dari orang yang terpapar dan melekat pada benda-benda.
“Tangan merupakan mata rantai dari penularan Covid-19 ini. Virus ini melekat pada permukaan benda-benda seperti meja, kursi, lantai, pegangan pintu dan sebagainya. Sehingga untuk mencegah virus masuk salah satunya dengan menerapkan cuci tangan baik dengan sabun dan air mengalir, atau hand sanitizer,” ujarnya.
Untuk cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, sebaiknya dilakukan 40-60 detik kontak sabun di tangan serta mengikuti panduan mencuci tangan dari WHO.
“WHO sudah mengeluarkan panduan cuci tangan. Ada enam langkah yang bisa menjangkau seluruh bagian kulit tangan dan sela-sela jari,” katanya.
Mencuci tangan sebaiknya dilakukan sesering mungkin, terutama ketika tangan sudah terasa kotor, bisa melakukan cuci tangan atau menggunakan hand sanitizer sebagai alternatif.
Dimana cairan sanitizer berupa cairan dengan kandungan alkohol 70-75 persen. Selanjutnya diimbau juga untuk tidak sering menyentuh wajah, hidung dan mulut. Terutama jangan mengucek mata atau menyentuh hidung sebelum tangan bersih.
Perilaku hidup bersih juga dapat dilakukan dengan rutin membersihkan rumah, perabotan, permukaan lantai dan permukaan benda lain yang sering terpegang dengan disinfektan.
Cairan disinfektan yang dianjurkan harus mengandung alkohol 70-75 persen dan klorin 0,1-0,5 persen.
“Ini merupakan bahan yang mudah kita dapatkan sehari-hari. Klorin merupakan bahan aktif dari cairan pemutih, bisa juga ditemukan di cairan pembersih lantai. Cairan ini banyak ditemui dalam produk bebas. Tapi disenfektan ini untuk benda, kalau untuk tangan atau kulit harus antiseptik yang hanya mengandung alkohol karena kalorin ini bersifat iritatif dan toxic terhadap jaringan hidup,” paparnya.
Selain itu, diimbaunya juga agar masyarakat memastikan rumah berventilasi dengan baik sehingga senantiasa membiarkan matahari masuk untuk menonaktifkan berbagai macam virus, termasuk Covid-19. “Perilaku hidup bersih ini kita anjurkan terutama pada masa pandemi Covid-19 agar penularannya dapat besama-sama kita putus,” imbaunya. (lin)