SIGLI (Berita): Pupus sudah mimpi 560 jiwa warga Gampong Pusong, Kecamatan Kembang Tanjong, Kabupaten Pidie, untuk lepas dari keterisoliran.
Pasalnya pembangunan jembatan yang menghubungkan Gampong Pusong dengan Gampong Jeumeurang, sepanjang 100 meter, anggarannya bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten (APBK) Pidie 2020 untuk sementara dihentikan, lantaran wabah virus Corona (COVID-19). Hal ini sesuai dengan Surat Edaran (SE) Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Sejatinya, jembatan itu dalam tahun ini dapat digunakan oleh warga, karena sebelumnya dalam DAK–APBK Pidie 2020, telah dianggarkan senilai Rp5,8 Miliyar untuk pembangunan Oprit dan jalan.
“Harusnya tahun ini setidaknya jembatan itu sudah dapat difungsikan karena sudah disiapkan anggaran senilai Rp5,8 M. Namun adanya SE Menkeu RI, makan proses tendernya dihentikan sementara, ini terkait dengan upaya pencegahan dan penyebaran Covid-19. Ini juga berlaku se Indonesia, bukan kita saja,” jelas Thantawi Yusuf, ST, MT, Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang (PUPR), Kabupaten Pidie. Rabu (8/4).
Pada bagian lain, warga Gamong Pusong, Kecamatan Kembang Tanjong, Kabupaten Pidie sudah lama menanti jembatan itu dapat segera difungsikan agar mereka mudah menjangkau kota Kecamatan Kembang Tanjong maupun Sigli, yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Pidie.
Sengketa tapal batas Kabupaten telah membuat warga Gampong Pusong, dengan warga Gampong Lancok, Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten Pidie tegang. Bahkan dampak dari krisis tapal batas tersebut, satu unit jembatan yang menghubungkan Gampong Pusong, Kabupaten Pidie dengan Gampong Lancok, Kabupaten Pidie dirusak yang menyebabkan warga Gampong Pusong terisolir. “ Inilah kenapa kami sangat mengharaPkan jembatan besar itu segera selesai tahun ini,” kata M. Jakfar, keuchik Gampong Pusong.
Menurut dia, meskipun persoalan tapal batas wilayah itu kini sudah ditangani oleh kedua pemerintah kabupaten, dan kedua pemerintah kabupaten juga menjamin akses jembatan dan fasilitas umum lainnya bebas digunakan warga. Akan tetapi jembatan yang telah dirusak beberapa waktu lalu, kondisinya sekarang sudah sulit untuk dilalui terlebih oleh kendaraan roda empat. “Kami berharap jembatan besar itu yang menghubungkan desa kami dengan Gampong Jeumeurang, bisa dirampungkan tahun ini,” kata M. Jakfar lagi.
Berdasarkan pantauan Waspada, proyek pembangunan jembatan Gampong Pusong-Jeumeurang, Kecamatan Kembang Tanjong, Kabupaten Pidie yang dicetuskan oleh Bupati Pidie Mirza Ismail sekira 2012 dengan membangun abutment. Pada era bupati Pidie dijabat H Sarjani Abdullah, Jembatan gampong Pusong-Jeumeurang dilanjutkan pembangunannya sampai jembatan itu berdiri.
Namun akibat musibah bencana alam berupa gempa bumi yang terjadi 2016, jembatan itu ambruk. Jembatan itu dilanjutkan kembali pembangunannya oleh Bupati Pidie Roni Ahmad pada 2018 dengan menggunakan hibah BNPB Pusat senilai Rp30,7 miliar. Pun begitu, jembatan tersebut belum dapat difungsikan, bahkan mangkrak akibat anggarannya dihentikan sementara dengan alasan penanganan COVID-19. (waspada.id)