Ketika Tel Aviv Dibom 4 Kali : Polarisasi Perang Arab – Jahudi Dalam Pemberitaan Harian Waspada 1948

  • Bagikan

Medan ( Berita ) : Mata dunia sedang mengarah ke negara Israel karena sedang berkonflik dengan Palestina. Penyebab konflik tersebut berawal dari bentrok di Masjid Al-Aqsa Yerusalem, kemudian meluas sampai ke Jalur Gaza.

Peristiwa itu, juga menarik perhatian Sejarawan Universitas Negeri Medan (Unimed) Dr Phil. Ichwan Azhari, MS.

Beliau pun menelusuri sejarah perang Israel dengan Palestina melalui pemberitaan Harian Waspada.

Dia mengatakan, berdasarkan pemberitaan tahun 1948 di Harian Waspada Medan waktu itu, nama Israel jarang muncul, yang lebih dominan  ialah Negara Jahudi di tanah Palestina yang ditentang oleh bangsa Arab, terkadangd isebut dalam berita, Arab  – Palestina.

Nama Palestina sebagai nama negara juga hanya sesekali muncul, Palestina lebih disebut dalam berita sebagai area atau kawasan atau tanah Palestina atau negara Arab – Palestina.

Jadi yang nampak dalam berita ini Negara Jahudi (Israel) yang didirikan di tanah Palestina dan ditentang oleh negara negara Arab.

Jadi pola pemberitaan masa itu yang penting ini perang “Arab – Jahudi”.

Dalam koleksi koran asli Museum Sejarah Pers Medan, konflik Arab – Jahudi ini berkali kali menjadi headline pemberitaan Harian Waspada Medan pada edisi tahun 1948.

Sebagian berita yang dikumpulkan menampilkan judul seperti ini:

TEL AVIV DI BOM MESIR – (Waspada 9 Juni1948),

CEASEFIRE PALESTINA KANDAS ! -(Waspada 12 Juni 1948),

TEL AVIV 4 KALI DIBOM- (Waspada 17 Mei 1948)

BERNADOTTE NETRAL TENTANG PENGANGKATAN PENINDJAU2 MILITER DIPALESTINA – (Waspada 19 Juni 1948),

Latar belakang tjampurnya Amerika Serikat di Palestina – (Waspada 12 Juni 1948).

Arsip koran lama ini bisa jadi bahan telaah memahami latar belakang muncul nya “Negara Israel” dan “Negara Palestina”.

Bisa ditelaah, apakah pemberitaan media di Indonesia pada tahun tahun itu, Palestina diposisikan sebagai representasi dari Islam ?

Berita berita Ini bisa jadi bahan refleksi juga, kenapa di tahun 1948, dunia Arab yang bersatu menggempur Jahudi (Israel) dalam perjalanan selanjutnya kini  menjalin hubungan dengan Israel.

Ironi sejarah ? SEBELUM NEGARA ISRAEL MUNCUL(1948) PALESTINA SUDAH PUNYA PRANGKO BERAKSARA ARAB, LATIN DAN IBRANI, 1920 Berburu dan mengoleksi prangko merupakan salah satu hobby saya yang mendapat lahan subur semasa studi di Jerman (1995 – 2001).

Pada masa inilah saya menemukan surat surat Ibunda Habibie, yang dikirim dari Bandung ke Habibie di Hamburg, yang pernah saya posting di FB ini.

Jerman masa itu tercatat sebagai Negara dengan jumlah kolektor prangko /filatelis terbanyak di dunia.

Prangko, seperti juga uang, merupakan identitas/ proses keberadaan munculnya satu negara.

Dalam selembar prangko tersimpan ayat ayat sejarah suatu negara. Walau nanti agaknya, keberadaan prangko tak sepenting dulu lagi dan fungsi prangko segera menjadi masa lalu.

Saya mengoleksi prangko dari seluruh dunia,yang masa itu dengan mudah bisa didapatkan di Jerman.

Saat saya pulang, prangko prangko itu untuk keperluan yang lebih mendesak saya alihkan ke orang lain, sebagian lagi saya bawa ke Medan.

Di masa isolasi meditasi Covid-19 yang membuat kita lebih banyak mengurung diri ini, saya bukai koleksi koleksi lama ini.

Saya yakin, dalam kopor tua saya, saya memiliki prangko Palestina berumur sekitar 1 abad yang lalu. Inilah prangko prangko yang saya bawa ke Medan, sementara ini saya temukan di kopor ada 21 prangko  lama Palestina, identitas embrio keberadaan suatun egara yang diakui secara internasional, jauh sebelum negara Israel muncul.

Prangko cetak tindih (overprint) Palestina ini di kalangan kolektor disebut prangko Mandat Inggris, saat Inggris menguasai sebagian kawasan Timur Tengah, selepas perang dunia pertama dimana kawasan Palestina lepas dari emporium Turki Ottoman yang mendudukinya sejak abad ke 16.

Prangko cetak tindih Palestina koleksi saya ini,  dicetak di atas prangko EEF Mandat Inggris, menggunakan aksara Arab, Latin dan Ibrani.

Kenapa aksara Ibrani ini turut dipakai dalam prangko Palestina ini ? Padahal kemudian, aksara Ibrani inilah yang menjadi aksara resmi prangko Israel dipakai di masa pasca 1948.

Sumber sejarah menyebut masa itu aksara Ibrani lazim dipakai di kawasan Palestina.

Dalam 21 koleksi saya ini ada 6 prangko dengan dua variasi warna bernilai one piastre, 7 prangko dengan nilai two piastres dan 8 prangko dengan nilai vive fiastres.

Saya sudah mencek keberadaan prangko Palestina ini dalam katalog internasional Scott dengan nomor 38, 41 dan 42.

Kedua puluh satu prangko Palestina ini memiliki jejak stempel yang membuktikan prangko ini benar benar beredar dan dipakai pada masa itu.

Menurut catatan, surat berprangko ini beredar di Palestina dan ke luar negeri menggunakan angkutan perahu, kereta api, kuda, mobil dan baru tahun 1927 menggunakan pesawat.

Penggunaan aksara Ibrani dalam kurun waktu Mandat Inggris ini menarik ditelaah.

Sebagian info menyebut prangko cetak tindih ini dibuat di Kairo dan di London.

Prangko reguler Palestinaera ini dengan memakai gambar masjidil Aqsa, juga menggunakan aksara Ibrani ini.

 Sementara saat ini , cetakan prangko prangko modern Palestina  tidak lagi menggunakan aksara Ibrani itu.

Ada apa di balik “pasang-hilang” penggunaan aksara Ibrani di prangko prangko Palestina selam asatu abad itu ?

Karena pengaruh Inggris ? Adakah semata karena kini aksara Ibrani identik dengan Israel ? Dulu dipakai karena Israel sebagai Negara belum ada ? (Wsp )

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *