Masa Covid, Sistem Pembayaran Digital Makin Tinggi

  • Bagikan

MEDAN (Berita): Potensi digital pada aspek sistem pembayaran di masa Covid semakin tinggi, terutama karena adanya pembatasan mobilitas masyarakat sehingga penggunaan transaksi tatap muka semakin massif dan berdampak pada potensi peningkatan akseptasi ekonomi digital.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Utara Soekowardojo mengatakan hal itu pada Webinar Sumatranomics ke 2 bertema  “Leveraging The Digital Economy Potential for Better Tomorrow” secara zoom dan Youtube, Senin (16/8).

Keynote Speech pada acara yang dihadiri lebih 400 peserta dari  berbagai lapisan masyarakat di Indonesia itu selain Soekowardojo, juga Ketua Dewan Riset dan Inovasi Sumatera Utara Prof Dr Ir Darma Bakti, MS. Narasumber ahli di bidangnya yakni Lis Sutjiati (Staf Khusus Menteri Kominfo Bd. Ekonomi Digital (2014-2019)) dan  Moh. Rosihan (Asosiasi E-commerce Indonesia IdEA. Sedangkan moderator Poppy Zeidra (News Anchor BERITASATU).

“Di masa pandemi seperti saat ini, teknologi digital akan selalu ada di setiap aspek kehidupan.

Bahkan sebelum pandemi, kita perlu mengingat bahwa terdapat pemain baru di dunia digital yang menawarkan berbagai solusi di kehidupan sehari-hari, seperti munculnya berbagai fintech, aplikasi hiburan, transportasi online, dan lain sebagainya,” kata Soekowardojo.

Bank Indonesia mendukung pemulihan ekonomi nasional dengan menerapkan bauran kebijakan yang berkoordinasi erat dengan Pemerintah dan KSSK.

Terkait digitalisasi sistem pembayaran, Bank Indonesia menargetkan perluasan akseptasi ekonomi digital melalui QRIS 12 juta merchant di seluruh Indonesia pada tahun 2021.

Selain itu, Bank Indonesia juga mengembangkan BI FAST sistem pembayaran, interlink digital banking dan fintech, serta berbagai agenda lainnya yang semuanya dirangkum dalam Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025.

Menurutnya, BSPI 2025 berorientasi penuh pada upaya membangun ekosistem yang sehat dan sebagai pemandu perkembangan ekonomi dan keuangan digital di Indonesia.

BSPI 2025 memiliki visi untuk membangun ekosistem ekonomi dan keuangan digital 2025 sehingga mampu membawa 91,3 juta penduduk unbanked dan 62,9 juta UMKM ke dalam ekonomi dan keuangan formal secara sustainable melalui pemanfaatan digitalisasi.

Dalam BSPI 2025, terdapat 5 inisiatif utama yakni pertama dengan mengembangkan standar open API untuk mendukung standar antara perbankan dengan Fintech.

Inisiatif kedua adalah pengembangan Sistem Pembayaran Ritel 24/7 yakni pengembangan infrastruktur BI FAST dan QRIS.

Inisiatif selanjutnya adalah pengembangan infrastruktur pasar keuangan dan sistem pembayaran.

Inisiatif ke empat adalah terkait optimalisasi data namun tetap menjaga aspek perlindungan konsumen. Dan inisiatif terakhir adalah pembentukan regulasi yang mendukung. (wie).

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *