MEDAN (Berita): PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk kode saham BBTN meski ditengah pandemi Covid-19, mampu membukukan kenaikan laba bersih, kredit, DPK, aset, dan rasio LDR serta NPL yang terjaga.
Wakil Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan hal itu pada Public Expose Live 2021 yang digelar PT Bursa Efek Indonesia secara virtual di Jakarta Kamis (9/9).
Hingga semester I/2021, Bank BTN berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp920 miliar naik 19,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp768 miliar.
Kenaikan laba bersih terutama didorong oleh kenaikan penyaluran kredit dan net interest margin (NIM) serta efisiensi yang dilakukan perseroan.
Pada akhir Juni 2021, Bank BTN membukukan kenaikan penyaluran kredit sebesar 5,59 persen yoy menjadi
Rp380,5 triliun dari Rp314,6 triliun di periode yang sama tahun lalu. DPK pun melonjak 31,8 persen yoy dari Rp226,3 triliun per Juni 2021 menjadi Rp 298,3 triliun pada periode yang sama tahun ini.
Rasio non-performing loan (NPL) gross juga berhasil diturunkan pada semester I/2021 ke level 4,10 persen dari 4,7 persen di semester
I/2020. Sementara loan to deposit ratio (LDR) berhasil ditekan menjadi 89,1 persen pada akhir Juni 2021 dari 111,3 persen di periode yang sama tahun lalu.
Dengan capaian yang positif tersebut, aset Bank BTN berhasil tumbuh 21 persen yoy menjadi sebesar Rp380,5 triliun di semester I/2021 dari sebelumnya Rp314,6 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Nixon menyebut BTN optimistis bakal mencapai target kinerja bisnis perseroan hingga akhir 2021, disumbang berbagai transformasi yang dilakukan untuk memanfaatkan potensi besar di sektor perumahan, stimulus dari pemerintah, hingga momentum pemulihan ekonomi nasional.
“Manajemen perseroan terus berupaya menjaga performa transformasi di masa pandemi untuk mempertahankan kinerja yang positif dan berkelanjutan,” katanya.
Setiap langkah transformasi yang dilakukan, tambah Nixon, juga sejalan dengan tujuan utama perseroan menyediakan rumah yang layak dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia.
“Kami optimistis kinerja Bank BTN pada tahun ini akan tercapai dan tumbuh berkelanjutan. Bagi kami, sustainable merupakan prioritas terutama dalam menghadapi berbagai ketidakpastian di masa mendatang,” jelas Nixon.
Dalam rencana bisnis perseroan, emiten bersandi saham BBTN ini membidik pertumbuhan aset, kredit, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada kisaran masing-masing sebesar 2 persen-4 persen, 6 persen-8 persen, dan 5 persen-7 persen pada akhir 2021 nanti.
Pertumbuhan tersebut ditargetkan bakal diiringi modal dan pencadangan yang kuat. BBTN menargetkan pada akhir 2021, rasio
permodalan (capital adequacy ratio/CAR) akan berada di level sebesar 16 persen-18 persen dan rasio pencadangan (coverage ratio) mencapai di atas 120 persen.
Nixon memaparkan untuk mempertahankan performa positif tersebut, bank pemimpin pasar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Indonesia ini telah menginisiasi beragam transformasi.
Berbagai transformasi tersebut di antaranya perseroan memperkuat akses kredit ke segmen dengan potensi pertumbuhan besar.
Di antaranya yakni segmen dengan permintaan tinggi seperti masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), milenial, kaum urban, dan rantai bisnis di industri tersebut.
Bank BTN, lanjut Nixon, juga terus meningkatkan penghimpunan dana murah. Perseroan juga memfokuskan cabang dan outlet sebagai point of sales and services sehingga proses kredit dilakukan di tingkat regional.
“Langkah ini telah kami lakukan sebelum pandemi dan hingga kini strategi tersebut sukses membawa Bank BTN mampu mengarungi badai pandemi,” kata Nixon.
Perkuat Ekosistem Perumahan, BTN Siap Menjadi The Best Mortgage Bank in Southeast Asia Tahun 2025.
Kinerja gemilang yang ditorehkan Bank BTN juga menjadi pondasi kuat bagi perseroan untuk mewujudkan visi menjadi The Best Mortgage Bank in Southeast Asia tahun 2025.
Berbagai strategi dan aksi korporasi telah ditetapkan Bank BTN dalam mencapai target tersebut, salah satunya adalah memperkuat ekosistem perumahan.
“Mimpi menjadi bank terbaik dalam sektor perumahan di Asia Tenggara bukanlah hal yang sulit diwujudkan bagi Bank BTN,” ungkapnya.
Langkah awal yang membuat percaya diri manajemen adalah saat ini Bank BTN merupakan bank fokus perumahan dengan market share KPR terbesar di Indonesia. Hal ini membuat perseroan diakui sebagai kontributor utama dalam menyukseskan program Sejuta Rumah yang digulirkan pemerintah pada tahun 2015 lalu.
Nixon mengatakan, sejak Bank BTN ditetapkan sebagai pelopor penyalur KPR pada tahun 1976, perseroan telah menyalurkan pembiayaan hampir 5 juta unit rumah.
Jumlah tersebut terdiri dari KPR Subsidi sekitar 3,6 juta unit dan KPR Non Subsidi sekitar 1,1 juta unit.
“Dominasi Bank BTN dalam penyaluran KPR merupakan modal kuat bagi perseroan untuk mewujudkan visi The Best Mortgage Bank in Southeast Asia tahun 2025. Kami optimistis bisa mencapai visi tersebut,” tegas Nixon.
Optimisme Bank BTN tersebut diperkuat dengan peran perseroan dalam menyukseskan program sejuta rumah. Hingga saat ini Bank BTN berkontribusi lebih dari 60 persen dalam pencapaian pembangunan sejuta rumah di berbagai daerah.
Capaian positif realiasi pembiayaan program sejuta rumah, sejalan dengan penguasaan pangsa pasar KPR di Indonesia.
Per 31 Maret 2021, KPR Bank BTN menguasai 41 persen market share KPR secara nasional. Sementara, untuk KPR Subsidi dominasi Bank BTN sudah tidak terbendung dengan menguasai market share sebesar 87 persen.
Menurut Nixon, besarnya kontribusi Bank BTN dalam penyaluran KPR, tidak terlepas dari peran strategis perseroan dalam memperkuat ekosistem perumahan.
Dalam ekosistem perumahan Bank BTN memiliki peran sebagai enabler yang memberikan pembiayaan sisi suplai melalui kredit konstruksi kepada developer maupun dari sisi demand dengan memberikan KPR kepada masyarakat.
Dalam ekosistem perumahan selain pengembang dan masyarakat, pihak lain yang penting adalah notaris untuk legalitas, Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk perijinan tanah dan Kantor Jasa Penilaian Publik (KJPP) untuk jasa appraisal.
Sedangkan mitra lain yang saat ini menjadi sumber dana pembiayaan perumahaan antara lain yakni Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, BP Tapera, SMF, BPJS
Ketenagakerjaan dan Tabungan Wajib Perumahan TNI Angkatan Darat (TWP AD).
“Ekosistem perumahan ini harus diperkuat dengan sinergi yang erat dan hubungan yang saling menguntungkan,” tegas Nixon.
Lebih lanjut Nixon mengungkapkan, untuk menghadapi tantangan dan implementasi rencana bisnis ke depan, Bank BTN
telah menetapkan corporate plan yang berfokus pada lima target utama. Pertama, menggandakan low cost funding melalui
transformasi kapabilitas jaringan atau channel. Kedua, mendorong keterjangkauan akses perumahan bagi lebih dari 6 juta masyarakat Indonesia. Ketiga, membangun one stop shop financial solution untuk 3 juta konsumen dan bisnis terkait perumahan.
Keempat menjadi inovator digital dan home of Indonesia’s best talent. Dan kelima, membangun portofolio berkualitas tinggi dan mempertahankan tingkat NPL yang rendah.
Nixon menegaskan, untuk mengimplementasikan berbagai strategi tersebut perlu diciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, inovatif dan berakhlak.
Dengan value tersebut, Nixon berharap setiap karyawan mampu berkontribusi terhadap peningkatan kinerja.
“Setahun core value AKHLAK diimplementasikan di BTN, hasilnya sangat terasa terhadap pencapaian kinerja,” jelas Nixon. (wie)