Rumah Jamur Tiram Qorry Binaan Telkom  Melonjak Di Masa Pandemi

  • Bagikan

MEDAN (Berita): Bosan cemilan yang itu-itu saja ? Cobalah Stik Jamur Tiram Qorry. Sesuai namanya, cemilan ini rangu atau cryspy, gurih dan rasanya lezat.

Jika UMKM lain terpuruk karena pandemi, Rumah Jamur Tiram Qorry justru kewalahan menerima pesanan. Stik Jamur Tiram adalah produk unggulan Rumah Jamur Tiram Qorry  di Pematangsiantar.

 “Sebenarnya saya heran juga, di masa pandemi ini permintaan stik jamur tiram justru melonjak,” ujar Aidil Fitria Muda Pane,48, pemilik Rumah Jamur Tiram Qorry, ketika diajak ngobrol tentang usahanya lewat aplikasi video conference pekan lalu.

Aidul menjamin kebersihan dan kehalalan produknya itu. ”Saya bersama istri yang memasak dan memproduksi,” ujar Aidil. Sambil masak mereka melakukan quality control agar rasa dan kebersihannya terjaga.

Networking memudahkan pemasaran Rumah Jamur Tiram Qorry merupakan UMKM binaan Telkom Sumatera Utara.

Aidil bersyukur usahanya didukung berbagai pihak, salah satunya dari Telkom di Sumatera Utara. “Alhamdulillah sudah dua kali saya dibantu permodalan oleh Telkom,” ujarnya.

Saat ini ia bersiap-siap mengajukan pinjaman ketiga. Pinjaman atau dana bergulir yang diperoleh dari Telkom sebelumnya ia gunakan untuk membeli alat produksi, agar bisa meningkatkan kapasitas produk.

Selain bantuan permodalan, Aidil juga memperoleh bantuan dalam bentuk pelatihan pemasaran, kemasan, dan pembukuan. “Banyak karyawan Telkom juga yang menjadi pelanggan kami,” lanjutnya.

Menjadi mitra binaan Telkom banyak manfaatnya, berkat Telkom juga networking jadi semakin luas sehingga memudahkan pemasaran produk.

Menurut Mulia Hartono dari Unit CDC Telkom Sumatera Utara, Aidil termasuk mitra binaan yang disiplin melaksanakan kewajibannya. Aidil juga disebut memiliki mental kewiraswataan yang kuat, ulet, pantang menyerah dan selalu berinovasi.

Jika banyak pelaku UMKM memperoleh kesulitan dalam pemasaran produknya, tidak demikian dengan Aidil, ia justru dicari oleh konsumennya. “Telkom bangga memiliki mitra binaan seperti Aidil yang bertahan dan berkembang walaupun didera oleh pandemi,” ujarnya.

Meskipun minat konsumen terus meningkat, Aidil mengaku tidak mau sembarangan menaikan harga jual.

“Bagi saya, untung kecil tidak apa-apa, yang penting penjualan tinggi, dan konsumen serta reseller happy,” katanya.

Aidil menjual produknya satu varian dengan kemaan 50gram yang dijual seharga Rp15.000. Namun omset penjualannya bisa mencapai Rp17 juta sampai Rp20 juta sebulan.

Terkait pemasaran, Aidil mengaku tidak pernah mengalami kesulitan. Selain stik jamur produksinya enak, ia pun mengandalkan puluhan tenaga sales yang ia sebut reseller.

Para reseller inilah yang langsung berhubungan dengan konsumennya. Hasilnya, setiap hari produknya selalu terjual habis. “Alhamdulillah, produksi stik jamur saya selalu habis  diborong pelanggan,” ujar ayah empat anak ini bangga.

Cita rasa stik jamur tiram Qorry, renyah dan gurih. Namun gurihnya beda,” kata Aidil mempromosukan produknya.

Ada tiga rasa yang ditawarkan, original, andaliman dan seledri.Kemasannya sangat bagus, tidak kalah dengan cemilan dari pabrik.

Aidil memerlukan 45 kg bahan baku jamur setiap harinya. Produksi jamur dari hasil budidaya sendiri hanya 15 kg per hari. Untuk mencukupinya ia membeli dari sesama petani jamur di desanya.

Kerjasama dengan petani jamur itu ia sebut sinergi yang saling menguntungkan. Maksudnya. petani jamur terjamin pemasarannya, pasokan bahan baku jamur pun terjamin. Transaksi dengan petani jamur dinilai mengutungkan semua pihak, karena Aidil selalu membeli bahan baku jamur tersebut di atas harga pasar.

Pemasaran Berbasis Digital

Menyiasati diberlakukannya PSBB dan PPKM, ia mencoba pemasaran dengan cara digital. Stik Jamur Tiram Krispi Qorry kini bisa ditemui di beberapa marketplace, seperti tokopedia, shopee dan Bukapalak.

Ia juga memasarkan melalui situs Rumah BUMN. Pemasaran melalui media sosial seperti Facebook dan Instagram @jamur_qorry) pun ia lakukan.

Tidak itu saja, ia menyediakan layanan pesan antar melalui aplikasi Gojek dan Grab. Inti nya ia membuka berbagai saluran pemasaran untuk memberikan kemudahan kepada pelanggannya.

Selain  itu, untuk memudahkan transaksi, ia menerima pembayaran secara digital, dengan scan Qris.

Hasilnya  memanfaat teknologi digital tersebut mulai terlihat, brand  Jamur Tiram Krispi Qorry menjadi semakin dikenal dan pemasaran pun meluas.

Diakui Aidil pandemi telah banyak mengubahnya, penjualan selain tetap memasarkan lewat para reseller, penjualan secara online pun semakin ia tekuni. Telkom pun menyambut baik keinginan menyiapkan akses internet, dan aplikasi yang diperlukan.

Cita-cita Aidil selanjutnya adalah membesarkan Rumah Jamur Tiram Qoory  agar tidak sebatas berjualan stik jamur kemasan.

Namun ia berkeinginan rumah jamur miliknya itu kelak menjadi pusat penjualan dan promosi berbagai makanan berbasis jamur tiram. (wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *