MEDAN (Berita): Seiring berjalannya waktu, kuliah di luar negeri bukan lagi hal yang sulit untuk dicapai dan bahkan seolah menjadi tren di kalangan pelajar Indonesia.
Malaysia menjadi negara yang kerap menjadi tujuan pelajar Indonesia untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri.
Selain karena jarak yang dekat, Malaysia memiliki universitas negeri dan swasta yang berkualitas, tersebar di seluruh negeri di Malaysia, dengan biaya yang pastinya lebih terjangkau dibandingkan negara lainnya.
Malaysia juga memiliki izin imigrasi yang relatif lebih mudah dibandingkan dengan negara lain.
Hal itu terungkap pada Webinar secara zoom Rindu Malaysia “How To Study in Malaysia & Edu-Tourism, Ayo Kuliah di Malaysia” pada hari Kamis 23 Desember 2021 dibuka oleh mahasiswa Praktik Kerja Lapangan (PKL) dari Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia (WBI), yang bernama Jamik.
Jamik merupakan mahasiswa WBI yang diterima magang oleh Tourism Malaysia Medan untuk belajar mengelola acara daring dan luring selama bulan Desember 2021 hingga Mei 2022.
Direktur Tourism Malaysia Medan Hishamuddin Mustafa yang memandu Webinar itu kepada wartawan, Rabu (29/12) mengatakan bahwa tujuan webinar bertemakan pendidikan di Malaysia ini dibuat untuk memberikan informasi yang lebih jelas dan akurat mengenai kondisi pendidikan di Malaysia.
“Keunggulan kuliah di Malaysia, bagaimana cara mendaftar dan mendapatkan beasiswa, dan hal lainnya langsung dari sumbernya,” ungkap Hishamuddin.
Saat ini, katanya, terdapat 170.898 pelajar internasional yang sedang menempuh Pendidikan di Malaysia.
Prof. Madya Dr. Mior Harris Mior Harun, Minister Counsellor (Education) Education Malaysia Indonesia (EMI), dalam presentasinya menjelaskan delapan alasan utama melanjutkan pendidikan di Malaysia, SOP, biaya hidup, tips memilih universitas dan memberikan informasi mengenai program wisata pendidikan (edu-tourism) kepada pendengar webinar.
Sedikitnya 120 orang dari seluruh Indonesia, terdiri atas pelajar, mahasiswa, agen perjalanan, dan media, telah mendaftarkan diri mengikuti webinar ini.
Pendengar webinar memiliki kesempatan mendapatkan hadiah berupa OVO Cash dan merchandise dari TAYLOR’s University.
Dr. Johan Afendi bin Ibrahim, PhD, Dekan sekolah pariwisata, perhotelan & manajemen acara dari University Utara Malaysia (UUM), Kedah dalam webinar ini menyampaikan presentasi melalui tayangan video yang memperllihatkan kampus UUM dan menjelaskan mengenai program undergraduate dan postgraduate di UUM, termasuk program studi dan biaya perkuliahan, dengan akurat dan terperinci dalam bahasa Indonesia -Melayu yang mudah dipahami.
Selain UUM, Tourism Malaysia Medan juga mengundang Universiti Teknologi Mara (UiTM) Melaka untuk memperkenalkan dan memberikan maklumat yang akurat dan detil mengenai profil kampus, yang disampaikan oleh Azwin Aksan, Dosen Senior Fakultas Perhotelan & Pariwisata Universiti Teknologi Mara (UITM), Malaka.
UITM adalah sebuah universiti terkemuka di Malaysia, yang memiliki 120,000 pelajar, mendaftar dalam lebih 300 program akademik dari berbagai disiplin ilmu, di antaranya Kesehatan, Kemanusiaan, Business & Management, Sains, Ilmu Sosial dan Teknik.
Universiti ini telah berkembang dan mempunyai 3 kampus satelit, 15 kampus cawangan, 9 kampus bandar dan 19 sekolah menengah gabungan. Program yang ditawarkan terdiri atas program sarjana, prasarjana, dan pascasarjana.
Tidak ketinggalan pula, Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Perak yang tampil terakhir menyampaikan program-program studi yang ada di universitas tersebut termasuk program sarjana dan pascasarjana, cara mendaftar, dan biaya perkuliahan, disampaikan oleh Amirul Zulaidil Shah bin Ahmad Shahrizal, Admission Officer UPSI Perak, dan Prof. Madya Dr. Muhammad Fadhil Wong Bin Abdullah, Academic Director UPSI.
Selain itu, Taylor’s University sebagai satu-satunya Universitas swasta di Malaysia yang tampil dalam webinar Rindu Malaysia “How To Study in Malaysia 2022” turut memberikan presentasinya yang disampaikan oleh Dendi Fathul Hadi, Country Manager Taylor’s University.
Dalam presentasinya tersebut, Dendi memberikan wawasan dan gambaran baru bagi pelajar Indonesia mengenai kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menyambut pariwisata masa depan yang akan sangat berkembang pesat pasca pandemi. (wie)