Sekolah Menengah Di Karnataka Dibuka Kembali

  • Bagikan
Para siswi berhijab datang untuk menghadiri kelas sementara seorang polisi wanita berjaga di luar sekolah putri pemerintah di Udupi, negara bagian Karnataka, India pada Rabu (16/2). (rtr)
Para siswi berhijab datang untuk menghadiri kelas sementara seorang polisi wanita berjaga di luar sekolah putri pemerintah di Udupi, negara bagian Karnataka, India pada Rabu (16/2). (rtr)

UDUPI (Berita): Sekolah-sekolah menengah di negara bagian Karnataka, India kembali dibuka pada Rabu (16/2), seminggu setelah pihak berwenang menutupnya dalam menghadapi protes terhadap larangan mengenakan hijab di sekolah.

Para siswa yang mengenakan seragam hijau zaitun, sebagian berhijab, berjalan bergandengan tangan pada hari Rabu (16/2) ke Sekolah Menengah Putri Pemerintah P.U. di distrik Udupi, tempat protes dimulai. Polisi pria dan wanita terlihat sedang berjaga-jaga disana

Semua siswa diizinkan masuk, termasuk yang berhijab, meskipun ada putusan dari Pengadilan Tinggi negara bagian pekan lalu bahwa sekolah harus melarang pakaian keagamaan apa pun di ruang kelas sampai instruksi lebih lanjut. Pengadilan akan mendengarkan argumen lebih lanjut pada hari Rabu (16/2).

Pengadilan sedang mempertimbangkan larangan mengenakan hijab di sekolah yang diberlakukan oleh pemerintah Karnataka,       isu perselisihan yang baru-baru ini melibatkan minoritas Muslim India, yang merupakan sekitar 13% dari 1,35 miliar penduduk negara mayoritas Hindu itu.

“Kami telah mengadakan pertemuan dengan semua pemuka agama dan berbagai pemangku kepentingan tentang pelaksanaan perintah sementara pengadilan,” kata pejabat senior distrik Kurma Rao M seperti dilansir dari Reuters.

Keluarga Muslim di Karnataka mengatakan larangan hijab membuat mereka terkucilkan dan menyebabkan beberapa sekolah menolak masuknya anak perempuan muslim dan perempuan muslim yang telah memakai hijab.

Beberapa siswa dan orang tua Muslim memprotes larangan tersebut yang memicu protes balasan dari siswa Hindu yang menggantungkan selendang berwarna kunyit di leher mereka. Warna tersebut umumnya dipakai oleh umat Hindu.

“Ini sangat tidak adil,” kata Afra Ajmal Asabi, salah satu mahasiswa Muslim, kepada wartawan, merujuk pada larangan tersebut. “Kami selalu menghadiri kelas mengenakan hibab.” Tambahnya.

Negara bagian selatan Karnataka diperintah oleh Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi. Kegemparan itu terjadi saat mereka berkampanye untuk beberapa pemilihan dewan negara bagian yang penting tahun ini.

Pemilihan di negara bagian Karnataka akan diadakan tahun depan sementara India akan mengadakan pemilihan umum berikutnya pada Mei 2024. (rtr/Ika)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *