Barat Turut Bertanggung Jawab Konflik Rusia-Ukraina

  • Bagikan
Sejumlah warga berjalan kaki di dekat deretan bangunan yang rusak di Mariupol pada 10 April 2022. (ant/Xinhua)
Sejumlah warga berjalan kaki di dekat deretan bangunan yang rusak di Mariupol pada 10 April 2022. (ant/Xinhua)

PARIS (Berita): Barat turut bertanggung jawab atas eskalasi konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung, demikian dikatakan dua mantan politikus Prancis dalam dua artikel terpisah, yang juga menyampaikan keprihatinan mereka atas sanksi terhadap Rusia.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di Le Figaro, Maurice Gourdault-Montagne, mantan penasihat diplomatik senior mantan Presiden Prancis Jacques Chirac, mengatakan bahwa sejak bubarnya Uni Soviet, keangkuhan Barat mengakibatkan hilangnya pandangan akan fakta bahwa keamanan harus “diatur”.

Peringatan Rusia tidak diindahkan atau justru diabaikan, kata Gourdault-Montagne, seraya menambahkan bahwa peluang kepercayaan antara Rusia dan Barat berubah menjadi ketidakpercayaan, kemudian menjadi perlawanan.

Permintaan Rusia untuk menghentikan ekspansi NATO ke arah timur sekaligus untuk netralitas Ukraina layak untuk didengar, kata Gourdault-Montagne dalam artikel tersebut.

Senada dengan Gourdault-Montagne, mantan Menteri Luar Negeri Prancis Hubert Vedrine memohon untuk berdialog dengan Rusia. Dalam artikel lain yang diterbitkan di Le Figaro, Vedrine menulis bahwa Barat turut bertanggung jawab atas situasi saat ini.

Selain itu, Gourdault-Montagne dan Vedrine menyatakan keprihatinan mereka atas berbagai sanksi yang diimplementasikan terhadap Rusia.

Vedrine memperingatkan bahwa sanksi bukanlah solusi yang ampuh, mencatat bahwa penggunaan sanksi ekstrateritorial oleh AS dengan alasan mulia hanyalah melayani kepentingannya sendiri selama beberapa dekade.

“Kita harus berhati-hati untuk tidak menghukum orang-orang atau menghukum diri kita sendiri,” kata Vedrine, seraya menambahkan bahwa “Rusia akan selalu menjadi tetangga kita. Ini adalah ucapan geografis, bukan politik.”

Gourdault-Montagne, dalam artikelnya, juga menyerukan agar masyarakat tidak terkecoh soal efektivitas sanksi. (ant/rtr)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *