MOSKOW (Berita): Dugina, putri Alexander Dugin, seorang tokoh ideolog terkemuka di Rusia, tewas dalam ledakan bom Toyota Land Cruiser yang dikendarain, sabtu lalu.
Presiden Vladimir Putin mengkecam tindak kejahatan atas serangan bom mobil di pinggiran kota dekat Moskow.
Putin memberikan simbol penghargaan bergengsi ” Dugina Order of Courage “, atas kenekatannya tanpa mementingkan keselamatan diri sendiri dalam mengemban tugas sebagai komentator, ujar Kremlin, Senin (22/08/2022).
Dugina, seorang komentator reguler di TV pemerintah, sangat mendukung tindakan Rusia di Ukraina, menyebut Moskow sebagai “operasi militer khusus”.
Putin memberi penghormatan kepada Dugina sebagai seorang patriot, menyatakan pembunuhannya sadis.
Pemimpin redaksi organisasi media RT yang didukung Kremlin, Margarita Simonyan, menyarankan agen dapat melacak pelaku, namun Estonia mustahil menyerahkannya, tulis Simonyan di telegram.
Penduduk Moskow meletakkan bunga dan menyalakan lilin di kawasan peringatan darurat.
Alexander Dugin, 60, menyarankan agar melakukan upaya kekerasan sebagai bentuk tindakan untuk menyatukan wilayah Rusia dan wilayah lainnya.
Pernyataan Alexander tentang pengeboman itu merupakan pembunuhan sadis terjadi dihadapannya. Dugin menuliskan dalam sebuah artikel harapan kemenangan Rusia atas pengorbanan yang sudah dilakukan putrinya.
Sebuah upacara peringatan untuk Dugina akan diadakan pada hari Selasa di pusat TV Moskow, ujar ayahnya.
Dinas Keamanan Federal Rusia menuding agen kerahasiaan Ukraina membunuh Darya Dugina, putri seorang tokoh nasionalis.
Ukraina membantah terlibat dalam peristiwa pengeboman, melainkan tuduhan peristiwa tragis itu merupakan suatu propaganda, ujar penasihat presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak.
Dinas keamanan FSB Rusia melaporkan serangan itu dilakukan oleh seorang wanita Ukraina,lahir pada tahun 1979.
Mereka mengaitkan dengan dinas keamanan Ukraina dan menuding sebagai anggota batalion Azov, unit tentara Ukraina yang ditetapkan Rusia sebagai kelompok teroris, namun Azov membantah tudingan tersebut kebohongan belaka.
FSB mengatakan pelaku seorang wanita, tiba di Rusia pada bulan Juli dan menghabiskan waktu satu bulan untuk mempersiapkan serangan dan setelah peristiwa pelaku melarikan diri ke Estonia .
Badan penegak hukum Rusia memposisikan wanita itu dalam daftar orang yang dicari di negara itu, kantor berita TASS melaporkan, Moskow mencari ekstradisinya.
Kementerian dalam negeri Estonia, kepolisian dan dinas pemantau perbatasan dalam pernyataan terpisah menyatakan dalam kasus yang ditentukan oleh hukum, tudingan FSB tidak memenuhi persyaratan.
Beberapa tokoh oposisi Rusia meyakini FSB tampaknya telah memecahkan kasus ini dan menyarankan jalur alternatif.
Ilya Ponomaryov, seorang mantan anggota parlemen berubah menjadi kritikus Kremlin berbasis di Ukraina, mengatakan bahwa kelompok militan Rusia yang tidak dikenal disebut sebagai Tentara Republik Nasional bertanggung jawab. Pernyataan dan keberadaan kelompok itu tidak dapat diverifikasi secara independen oleh Reuters.
Ponomaryov adalah satu-satunya anggota Duma Negara, majelis rendah parlemen, yang menentang pencaplokan wilayah Krimea Ukraina pada 2014 dan kemudian meninggalkan Rusia.
Ponomaryov, menjalankan stasiun TV online dirancang untuk menantang narasi perang Kremlin melalui kelompok tersebut.
Kelompok yang berkomitmen untuk menggulingkan Putin dan membangun Rusia baru. Pernyataan seperti itu ilegal di Rusia dan mereka yang membuatnya menghadapi hukuman penjara yang lama.
Podolyak Ukraina menyampaikan keyakinan pembunuhan itu adalah hasil perjuangan antara dinas intelijen Rusia.
Beberapa aktivis oposisi Rusia berspekulasi pembunuhan itu mungkin telah diatur oleh kekuatan di dalam Rusia tujuan mencegah ultra-nasionalis seperti Dugin mengkritik Kremlin karena terlalu lunak terhadap Ukraina. (rtr/nwy)