JENEWA (Berita): Volume gletser Swiss menyusut lebih dari setengahnya selama periode 1931-2016, menurut penelitian baru yang dilakukan universitas dan institut Swiss.
Para peneliti dari universitas politeknik federal Swiss ETH Zurich dan Institut Federal Swiss untuk Penelitian Hutan, Salju dan Lanskap menemukan adanya penurunan volume gletser yang semakin cepat dalam beberapa tahun terakhir di tengah meningkatnya kekhawatiran atas pemanasan global.
Volume es di gletser Swiss telah menyusut 62 kilometer kubik atau sebanyak 51,1 persen selama 85 tahun.
Selain itu, gletser di negara itu mencair lebih cepat, volumenya telah susut 12 persen sejak 2016, menurut penelitian itu, yang diterbitkan pada 22 Agustus di jurnal ilmiah Cryosphere.
Para peneliti memetakan perubahan secara historis ketinggian gletser Swiss itu, dan melalui metode yang disebut fotogrametri, menghitung kehilangan volumenya pada abad ke-20 dengan menggunakan kumpulan data gambar terestrial yang baru tersedia.
“Studi kami sangat penting karena tidak banyak informasi tentang bagaimana gletser berubah pada skala waktu yang begitu lama di tingkat seluruh negara,” kata Daniel Farinotti kepada Kyodo News.
Farinotti adalah profesor glasiologi di ETH Zurich yang juga salah satu peneliti dalam studi tersebut. Dia menambahkan bahwa temuan itu akan membantu membuat model berbasis komputer untuk memprediksi dengan lebih baik perubahan gletser di masa depan.
Para peneliti memproses sekitar 21.700 foto gletser yang diambil antara tahun 1916 dan 1947.
Menurut mereka, gambar arsip secara historis yang dirilis oleh Kantor Topografi Federal Swiss pada 2018 belum pernah digunakan dalam karya ilmiah sebelumnya.
Studi tersebut menunjukkan bahwa penyusutan volume gletser sekitar 20 persen lebih besar dari perkiraan sebelumnya, kata Farinotti.
Para peneliti menemukan bahwa tidak semua gletser Swiss terpengaruh dengan cara yang sama. Gletser di bagian timur Swiss telah menyusut lebih cepat daripada di bagian selatan, di mana Gunung Matterhorn yang terkenal berada.
Studi menunjukkan bahwa ketinggian permukaan bumi yang rendah, bebatuan di permukaan es, dan kerataan moncong gletser adalah parameter yang berkontribusi pada percepatan pencairan.
Sementara iklim di abad ke-20 umumnya tidak menguntungkan bagi gletser Swiss. Beberapa bagian gletser mengalami peningkatan volume es selama periode pertumbuhan sporadis pada 1920-an dan akhir 1970-an.
Menurut Inventarisasi Gletser Swiss terbaru, 1.400 gletser Swiss menutupi kurang dari 1.000 kilometer persegi lahan, sekitar setengah dari total permukaan gletser Pegunungan Alpen Eropa.
Dalam sebuah laporan pada 2019, Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim mengatakan bahwa gletser dunia diproyeksikan akan kehilangan hingga 47 persen volume es pada tahun 2100, dan gletser-gletser kecil di Eropa dan wilayah lain diperkirakan menyusut lebih dari 80 persen.(ant/Kyodo-OANA)