IDI ( Berita ) : Delapan Orang Tanpa Gejala (OTG) dan sisa satu Orang Dalam Pemantauan (ODP) kini masih menjadi perhatian dan pantauan Tim Gugus Tugas (Gugas) Pencegahan COVID-19 Kabupaten Aceh Timur. Seluruhnya hingga saat ini sedang menjalani isolasi mandiri di rumah sesuai dengan protokol kesehatan.
“Total ODP sebanyak 64 orang. ODP selesai pemantauan 63 dan sisa ODP sebanyak satu orang. Sementara OTQ sebanyak delapan orang,” sebut Jubir Tim Gugas Pencegahan COVID-19 Kabupaten Aceh Timur, Dr. H. Edy Gunawan MARS, menjawab Waspada, Minggu (26/4).
OTG di Aceh Timur, jelas Edy, tercatat sebagai penduduk di Kecamatan Idi Rayeuk, dimana tujuh orang dalam satu keluarga dan satu lainnya tetangganya.
“Rumah tersebut sempat disinggahi pasien positif COVID-19 dari Sigli tertanggal 8 April lalu. Jadi, walaupun kedelapan warga kita ini sehat dan hasil rapid test-nya semua negatif, tetapi mereka tetap harus melakukan isolasi mandiri di rumah tanpa harus melakukan kontak dengan siapapun sebelum 14 hari,” urainya.
Cegah Keramaian
Dr. Edy juga mengaku, pihaknya melihat beberapa titik kerumunan warga menjelang berbuka di Aceh Timur terutama di Kota Idi, Peureulak, Julok, Lhoknibong dan Sungai Raya.
Melihat situasi tersebut, pihaknya mengharapkan masyarakat untuk dapat bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan keluarganya dalam upaya mengurangi keramaian di pusat perkotaan khususnya ketika menjelang berbuka puasa untuk keluar membeli takjil berbuka puasa.
“Kami perlu mengingatkan kepada seluruh keluarga apabila ingin membeli takjil berbuka puasa agar tidak keluar beramai-ramai, cukup satu orang saja,” imbau Edy seraya meminta disaat keluar rumah agar warga tetap menggunakan masker dan menjaga jarak satu meter lebih ketika berinteraksi serta tetap membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh muka.
Selain itu, Edy kembali mengingatkan agar masyarakat mengurangi kontak dengan benda yang tidak perlu dan tetap menerapkan etika batuk dan bersin.
“Hal ini perlu menjadi perhatian khusus bagi seluruh masyarakat untuk mencegah potensi terjadinya kontak fisik dan penularan virus corona yang masif di tengah-tengah masyarakat,” tutur Edy. ( Waspada.id )