JAKARTA (Berita): Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan pengukuran developmental impact sebagai indikator kontribusi LPEI terhadap pengembangan ekspor nasional.
Chesna F. Anwar, Corporate Secretary – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia dalam siaran persnya diterima Kamis (13/10/2022) mengatakan pengukuran ini sebagai indikator kontribusi LPEI terhadap pengembangan ekspor nasional dari penggunaan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diterima oleh lembaga yang telah tersalurkan dengan baik.
Secara agregat ekonomi atas fasilitas pembiayaan, debitur dan supply chain, developmental impact LPEI berkontribusi sebesar 8% terhadap nilai ekspor barang sepanjang periode Juli 2021 – Juni 2022.
Dampak developmental impact lainnya yaitu Peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) 2,48 kali dari pembiayaan yang diberikan serta penyerapan tenaga kerja atas aktivitas debitur LPEI termasuk supply chain debitur LPEI dari hulu hingga ke hilir secara total
sebesar 50 orang per Rp1 miliar.
“Dukungan PMN ini tentunya membuat LPEI memiliki tingkat permodalan yang lebih baik untuk mengatasi dinamika ekonomi dalam menjalankan mandat ke depan,” ujar Riyani Tirtoso, Direktur Eksekutif LPEI Kamis (13/10/2022).
Sepanjang enam bulan pertama tahun 2022 secara year on year, total outstanding penjaminan (komersial dan PEN) LPEI mencapai Rp12,4 triliun atau naik 24,5 persen plafon asuransi sebesar Rp17,5 triliun atau meningkat 82,3 persen dan volume trade finance mencapai Rp8,4 triliun, melonjak sebesar 125,8 persen.
Adapun rasio pembiayaan UMKM terhadap total pembiayaan per Juni 2022 yakni sebesar 16,9 persen. Ke depannya, fokus Lembaga adalah meningkatkan penyaluran pembiayaan kepada sektor UMKM dengan cara berkolaborasi dengan ekosistem ekspor.
Riyani menandaskan, LPEI berkomitmen mendorong pelaku UMKM ekspor guna mewujudkan beyond finance, developmental impact, dan sustainability.
Oleh karena itu bukan hanya dari sisi pembiayaan, selama tahun 2022 (per Juni) LPEI juga melakukan kegiatan dan pendampingan CPNE (Coaching Program for New Exporters) kepada 284 UMKM berorientasi ekspor di 5 kota yaitu Semarang, Aceh, Jakarta dan Bandung.
Selain itu, terdapat fasilitas market handholding untuk membantu pemasaran produk UMKM. Pada tahun 2022 (per Juni) LPEI memiliki 496 produk yang di posting pada akun Alibaba dan melakukan business matching ke Australia, Arab Saudi, Nigeria, Korea Selatan dan Inggris.
Hingga Juni 2022, jasa konsultasi LPEI telah melakukan capacity building kepada 12.901 petani/nelayan yang menciptakan 134 desa devisa, dan melahirkan 123 eksportir baru. (wie)