PANYABUNGAN (Berita): Sejumlah gedung sekolah dasar negeri (SDN) di Mandailing Natal (Madina) ‘kupak-kapik’, hancur. Na’udzubillah.
Pantauan beritasore.co.id di SDN 099, Proyek Batanggadis, Sipagapaga, Kec. Panyabungan, Kamis (20/10), kondisinya justru sangat memprihatinkan.
Empat kelas dan kantor guru benar-benar tak layak dipakai manusia untuk proses belajar-mengajar. Lihat saja, atap empat kelas bolong, daun jendela sudah tak ada, debu menebal entah berapa centi.
Kondisi kantor guru justru lebih parah. Ibarat seperti bekas dibombardir, sebagian gedung ini tinggal puing. Malah dikhawatirkan ambruk.
Akibatnya, dengan jumlah siswa hampir 200 orang, tentu tak mampu menampung siswa. Setelah dibuat kelas pagi dan siang pun, pihak sekolah tetap kewalahan. Akibatnya, anak-anak menjadi terlantar untuk belajar.
Pihak sekolah menyulap rumah yang ukurannya jauh lebih kecil dari kelas biasa menjadi tempat tatap muka guru dan murid dalam proses belajar-mengajar.
Ternyata, itu juga tidak cukup. Gedung yang seharusnya untuk anak TK yang lokasinya satu atap difungsikan menjadi kelas murid SD.
Yang membuat geleng-geleng kepala, kondisi memprihatinkan ini bukan dibiarkan seminggu dua minggu, sebulan dua bulan.
Kepala SDN 099, Proyek Batanggadis, Siti Sulaikha Hasibuan mengungkapkan, kondisinya sudah tiga tahun, setelah terjadi kebakaran 2019. Empat kelas dan kantor guru sudah tidak difungsikan.
Di sekolah ini, kata Kepsek, 193 siswa, 11 guru ASN, lima guru honor. Ada lima lokal, yang di antaranya ‘disulap’ jadi kelas dari rumah dinas (penjaga sekolah), ruang perpustakaan dan ruang TK.
Siti Sulaikha mengharapkan segera dibangun gedung sekolah. “Saya mendengar akan dibangun satu lokal, tahun ini,” ujarnya.
Sedangkan 16 guru setelah terbakar tiga tahun lalu, para guru berkantor di teras. “Guru berkantor di teras sekolah,” kata Kepsek.
Guru didampingi guru lainnya, mengungkapkan, bekas kebakaran ini bèrkali-kali segera dibangun, tapi rencana itu tinggal rencana.
Informasi lainnya diperoleh, sejumlah gedung SDN di Madina ‘kupak-kapik’ di beberapa tempat, dibiarkan instansi terkait dalam kondisi sangat memprihatinkan. (irh)