JAKARTA (Berita): Sepanjang 2022 PT Bank Negara Indonesia/BNI (Persero Tbk, meraih laba bersih sebesar Rp18,31 triliun atau tumbuh 68 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Capaian laba tertinggi BNI tersebut disokong oleh pertumbuhan fee based income sebesar 14,82 persen sepanjang 2022.
“Setoran dividen BNI sebesar 40 persen atau senilai 7,3 triliun. Nilai ini naik 2,69 kali lipat dari 2021, 2,72 triliun,” kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam konferensi pers, Rabu (15/3/2023).
Dengan demikian, lanjutnya, investor akan mendapatkan pembagian keuntungan senilai Rp392,72 per saham.
Berdasarkan laporan bulanan registrasi pemegang efek, per Februari 2023, pemerintah menggenggam 60 persen saham BBNI dengan jumlah saham sebanyak 11,89 miliar lembar.
Kemudian sebanyak 14,51 persen merupakan milik pemodal nasional, dan 25,48 persen sisanya dipegang oleh pemodal asing.
Sedangkan sisa laba bersih sebesar 60 persen atau Rp10,9 triliun akan digunakan sebagai saldo ditahan untuk pengembangan usaha berkelanjutan perseroan kedepan.
Sementara dari sisi kredit, sepanjang 2022 bank berkode emiten BBNI ini telah mencatat penyaluran kredit sebesar Rp 649,19 triliun, tumbuh dari posisi sebelumnya di level Rp 582,43 triliun.
Lebih rinci dijelaskan, kredit korporasi yang mencakup SOE dan private yang telah disalurkan sepanjang 2022 tercatat sebesar Rp 532,2 triliun atau tumbuh 10,3 persen.
“Adapun kredit konsumer pada 2022 tercatat sebesar Rp110,1 triliun atau tumbuh 11,2 persen secara tahunan,” ungkap Royke. (agt)