Medan (Beriat): Kordinator Forum Aktivis 98 Sumut Ikhyar Velayati menyarankan PKB dan Golkar membentuk koalisi baru dalam Pilpres 2024 daripada harus bersusah payah menyatukan dua poros koalisi yang mustahil bisa terwujud
” Lebih baik PKB dan Golkar fokus membentuk koalisi baru, daripada bergenit genit ria berwacana mencoba hal yang mustahil, yaitu menyatukan dua koalisi KKIR dan KIB dalam pilpres 2024,” Kata Ikhyar ketika di tanya awak media berkaitan peluang koalisi besar yang di gagas PKB dan Golkar dalam pilpres 2024 di Medan, Sabtu (13/5/2023)
Sebelumnya ada pertemuan antara Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar beserta pengurus masing-masing partai di Restoran Plataran, Jakarta, rabu (3/5/2023) siang.
Pertemuan tersebut melahirkan wacana penyatuan dua poros koalisi, yaitu poros Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dan Poros Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
PKB dan Partai Golkar mengambil peran inisiator sekaligus bertanggung jawab mengkomunikasikannya dengan Parpol lain agar wacana koalisi besar tersebut bisa terwujud.
Menurut ikhyar koalisi Golkar dan PKB lebih realistis di bentuk karena kepentingan politiknya lebih mudah di kompromikan
” Koalisi baru ini lebih realistis terbentuk di sebabkan kepentingan utama dua Partai (PKB-Golkar) bisa terakomodir, Tinggal kompromi aja siapa capres dan siapa Cawapresnya”, Ujar Bung Ikhyar akrab di sapa
Sementara wacana penyatuan dua koalisi atau koalisi besar menurut ikhyar sangat susah terwujud di sebabkan kepentingan anggota koalisi yang tidak terdamaikan
“Jika bergabung dalam koalisi besar (KKIR-KIB) Golkar dan PKB rebutan cawapres yang tak mungkin terdamaikan, di sisi lain gestur politik Prabowo terlihat justru lebih tertarik pada partainya tetapi tidak pada ketumnya untuk di gandeng sebagai cawapres nya, kecuali terpaksa tidak ada pilihan lain,” jelasnya.
Memang Wacana pembentukan koalisi besar yang mencoba menyatukan koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang di gawangi Gerindra-PKB dan poros koalisi Indonesia bersatu yang berisi Partai Golkar, Partai amanat Nasional dan PPP mulai mengalami jalan buntu.
Partai Golkar dan PKB yang berperan menjadi penggerak guna menjalin komunikasi dengan Partai lain justru mulai berbenturan kepentingan
dan saling klaim lebih layak untuk mendampingi Prabowo sebagai cawapres.
Polemik siapa cawapres Prabowo yang lebih layak muncul paska pertemuan Tim Kecil dari PKB yang di wakili Faisol Reza dan Nusron Wahid mewakili Partai Golkar di Restoran Pulau Dua, Senayan,Jakarta,Rabu (10/5/2023).
Ketua Bappilu PKB, Faisol Reza, menegaskan pihaknya ingin ketua umum mereka, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), menjadi cawapres Prabowo Subianto. Jika Cak Imin jadi cawapres Prabowo, kata Faisol, ia berharap Ketua Golkar, Airlangga Hartarto, bisa menjadi ketua pemenangan.
“Iya, pasti itu kan (Golkar ajukan Airlangga cawapres). Kita senang kalau Pak Airlangga jadi ketua tim pemenangan [Prabowo-Cak Imin],” kata Faisol saat itu di Pulau Dua, Senayan, Rabu (10/5).
Sementara Ketua DPP Partai Golkar Nusron Wahid mengakui partainya telah mengajukan proposal agar Airlangga Hartarto bisa ditunjuk menjadi calon wakil presiden (cawapres).
Proposal itu telah diajukan kepada Prabowo Subianto. Nusron mengatakan proposal itu diharapkan dapat diterima partai politik yang tergabung dalam koalisi besar.
” Salah satu proporsal adalah Prabowo Presiden dan Wakil Presidennya dari KIB yaitu Airlangga Hartarto. Tapi itu harus diterima, dan diterima oleh PKB dan PAN yang ikut bergabung disini,” ujar Nusron saat itu di restoran kawasan Jakarta, Rabu (10/5/2023)
Oleh karena itu menurut Ikhyar konsentrasi aja koalisi Golkar-PKB, selain lebih mungkin juga akan mengakselerasi dinamika politik dan peta pilpres semakin mengkerucut
Mantan aktivis 98 yang beberapa kali di tahan di era Orba tersebut juga mengatakan lahirnya koalisi antara Golkar-PKB dengan paket Capres/Cawapres Cak Imin – Erlangga atau sebaliknya akan membuat peta politik akan semakin dinamis dan mengkerucut, hal ini sangat menguntungkan bagi iklim demokrasi karena banyak banyak opsi capres/cawapres yang akan di pilih masyarakat dengan segala kelebihan dan kelemahannya.
“Di prediksi akan ada 4 paket Capres/Cawapres. Koalisi PDIP dengan PPP dengan Ganjar sebagai Capresnya. Kemudian Koalisi Perubahan Nasdem, PKS, Demokrat yang mengusung Anis Baswedan sebagai Capres, Kemudian koalisi Golkar- PKB dengan paket Capres/Cawapres Cak Imin-Erlangga atau sebaliknya dan terakhir Gerindra – PAN dengan Prabowo sebagai pilihan rasional sebagai Capres,”prediksi ikhyar.
Ikhyar melanjutkan ” Pertarungan dalam koalisi tinggal memperebutkan siapa cawapres yang bisa berkontribusi dalam membantu perolehan suara dalam pilpres 2024″.(Rel).