JAKARTA (Berita): Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani mengajak semua pihak baik para elit pendukung calon presiden maupun akar rumputnya di tahun politik ini menyatukan rasa kebangsaan melalui halal bi halal dan bukan menyebarkan sesuatu di media sosial sikap permusuhan menjadi haram bi haram.
Halal bi halal dalam konteks persatuan merupakan tema yang pas. Kenapa ? Karena sekarang sedang tumbuh, entah sadar atau tidak sadar itu aktivitas haram biharam ,” ungkap Arsul Sani dalam diskusi Empat Pilar dengan tema ‘Halal Bi Halal Mampu Merperkuat Rasa Kebangsaan’ di Media Center MPR/DPR RI , Jakarta, Rabu (24/5).
Tumbuhnya perilaku penyebaran haram bi haram itu, menurut Wakil Ketua MPR dari Fraksi PPP itu ditandai di ponsel miliknya yang masuk dalam WA Groupnya.
Para member WAG ini ada yang senang haram biharam. Kenapa kok senang haram biharam ?, Karena ada orang atau kelompok yang pilihannya Ganjar Pranowo, Anies Baswedan ada Prabowo, biasa kalau posting, bukan kemudian mengangkat yang positif atau yang dianggap unggul dari apa yang menjadi jagoannya. Tetapi yang diangkat adalah hal yang negatif.
Hal yang dipersepsikan jelek tentang capres lainnya yang dia tidak dukung.
“Saya ada dibanyak WA-G Ganjaris, tapi begitu isinya kok jelek-jelekin capres yang lain. nggak pernah saya komen.
Saya hanya hobi monitor saja. Kita ingin kalau yang terpilih jagoan kita. Apa sih yang mau kita sarankan, kebijakan apa, meneruskan yang baik itu apa, apa yang harus dikoreksi. Maunya kan begitu diskusinya,” kata Arsul.
Bahkan ada kalau dilihat WA-G ini seolah-olah pilih Ganjar itu pasti masuk neraka. Kalau milihnya Anis, nah itu baru bisa masuk surga.
Jadi saya ingin mengatakan saya males gitu. Padahal kan banyak hal yang bisa mesti kita dialogkan.
“Itulah yang saya sebut mengapa sekarang ini dan saya kira dalam beberapa bulan ke depan, masih akan terus tumbuh situasi haram biharam.
Sebagai bagian dari elemen masyarakat yang sehat, kita harus kembalikan masyarakat kita di tahun politik ini dalam rangka menghadapi pemilu 2024 nanti ke jalur yang halal bihalal,” ujar Arsul.
Arsul Sani mengajak para elit pendukung capres dan akar rumputnya menggunakan momen yang namanya halal bihalal untuk kemudian menyatukan masyarakat kita di tahun politik ini yang cenderung perilakunya adalah haram biharam. “Ini harus terus kita galakan,”ujarnya.
Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. R Siti Zuhro MA., PhD., berharap tradisi halal bi halal sudah bukan milik orang muslim saja. Non muslim juga banyak melibatkan diri dalam perhelatan halal bihalal.
Karena itu halal bihalal seharusnya mampu menjaga hubungan antar sesama dan harus dimaknai sebagai satu contoh integrasi bangsa.
“Nuansa kebangsaan tidak boleh kering, itu saya terjemahkan dalam ilmu politik, agar jiwa nasionalisme itu senantiasa ada,” kata Siti Zuhro.
Berkaitan dengan itu menurut dia, rasa kebangsaan harus diimplementasikan.
“Saya khawatir Pemilu nanti bertentangan dengan rasa kebangsaan kita. Untuk itu perlunya memperkuat komitmen bangsa,”ujar Siti Zuhro.(aya)