KISARAN (Berita): Perahu Kuno yang ditemukan warga tertimbun di dasar Sungai Silau diteliti arkeolog, dan dugaan masuk dalam kategori Objek yang Diduga Cagar Budaya (ODCB).
Perahu kuno itu ditemukan seorang warga Nano, di dasar Sungai Silau, wilayah Kel Mutiara, Kisaran, saat kondisi sungai surut pada 14 April 2023 lalu. Karena temuan ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut, menurunkan ahli arkeologi maritim dari Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia Lucas Partanda Koestor, didampingi ahli epigrafi tulisan kuno Margareta Setianingsih mendatangi lokasi itu, Rabu (24/5).
“Melihat dari jenisnya, perahu ini dibuat dari kayu utuh, atau masuk dalam jenis perahu jukung atau lesung yang biasa dipakai masyarakat melayu pada zamannya,” jelas Lucas.
Menurutnya Sungai Silau pada dahulu merupakan jalur lintas niaga hulu dan hilir. Dibuat oleh masyarakat Melayu pada masanya. Setelah dilihat secara fisik ukuran perahu ini panjang sembilan meter dan lebar 1,2 meter serta ketinggian dasar sekitar 36 cm, dan jumlah itu masih dikurangi sejengkal orang dewasa yang sudah hilang.
“Hasil penelitian sementara, dari lapangan dan keterangan masyarakat wilayah ini masuk dalam ODCB karena, sudah memenuhi salah satu unsur dengan usianya sudah lebih dari 50 tahun. Tapi sebenarnya untuk pembuktian menjadi cagar budaya masih diperlukan proses yang panjang banyak kriteria lain yang harus dibuktikan untuk memastikan ini adalah cagar budaya,” kata Lucas.
Adanya angka 1714 yang di perahu kuno tersebut, Lucas tidak bisa memastikan bahwa itu memang sengaja ditulis sebab masih sangat terlihat samar dan tidak jelas.
“Sepertinya bukan satu tulisan huruf yang dibuat khusus. Mungkin waktu pengerjaannya itu secara tidak sengaja tergores. Karena kalau tulisan huruf itu merujuk pada tahun sepertinya sangat tidak mungkin ditulis oleh manusia pada masa itu. perlu diteliti lebih dalam lagi,” kata Lucas.
Untuk lebih dalam tentang perahu ini, kata Lucas, perlu penelitian yang lebih dalam, sehingga bisa lebih jelas tentang temuan ini.
“Dari sini nanti kami akan bikin satu laporan khusus dan mengharapkan adanya dukungan penelitian lanjutan berupa carbon dating agar diketahui waktu absolut dari satu objek di mana nanti kita bisa mengetahui antara tahun berapa objek ini dibuat,” kata Lucas. (a02/a19/a20)