MEDAN (Berita): Usaha Mikro Kecil Menangah (UMKM) sejatinya perlu terus diperkuat dalam menghadapi pandemi Covid-19. Apalagi UMKM tidak lagi dipandang sebagai alternatif, melainkan sebagai tulang punggung atau pondasi ekonomi negara.
Hal tersebut disampaikan Konsultan UMKM Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sumut Wardayani saat talkshow mengenai Efek dan Jalan Keluar di Fase Pandemi untuk UMKM dan Koperasi di Media Center Gugus Tugas Percepatan dan Penaganan Covid-19 Sumut, Kantor Gubernur Sumut Jalan Diponegoro Nomor 30 Medan, Selasa (12/5).
“UMKM harusnya tidak dipandang sebagai alternatif lagi, karena UMKM ini adalah pondasi ekonomi yang bertahan hingga hari ini. Ketika UMKM tidak bisa menghasilkan produk, mereka bisa mengganti produk mereka dengan yang lain.
Itulah yang membuat ekonomi kita bisa bertahan hingga ini, meski terseok-seok,” kata Wardayani.
Menurut Wardayani, ada tiga hal yang harus diperhatikan dan diperbaiki dalam upaya memperkuat UMKM, yaitu finansial, peningkatan sumberdaya manusia (SDM) dan inovasi model pemasaran terkini.
Untuk finansial harus dipisahkan mana yang bisa jadi modal dan yang sudah tidak bisa menjadi modal. Kemudian biaya produksi juga harus selektif, mana yang perlu diproduksi dan tidak.
UMKM juga harus meningkatkan pengetahuan yang luas serta memanfaatkan teknologi pemasaran yang ada saat ini seperti internet.
“Intinya UMKM diharapkan dapat mengelola seluruh potensi yang ada dengan memperhatikan hulu dan hilir dengan lebih jelas lagi, sehingga suatu saat ada permasalahan yang sama, UMKM sudah bisa cukup kuat,” kata Wardayani.
Ketua Kewirausahaan UKM Diskop Sumut Syahrani Devi mengakui bahwa secara keseluruhan kondisi UMKM di Sumut saat ini tidak baik. Mulai dari omset yang menurun hingga merumahkan karyawannya adalah masalah yang dihadapi UMKM saat ini.
Karena itu, menurutnya, masyarakat harus membeli produk dari UMKM. Juga harus ada upaya dari pemerintah untuk permasalahan tersebut. Kampung Ramadan yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut adalah salah satu upaya untuk permasalahan tersebut.
“Kampung Ramadan adalah salah satu usaha Dinas Koperasi agar UMKM ada kegiatannya, ada penjualannya namun sesuai dengan protokoler, maka dibuat sistem drive thru. Alhamdulillah terjadi transaksi di Kampung Ramadan,” kata Syahrani.
Sementara itu Ketua Koperasi Konsumen Syari’ah Jaringan Usaha Kecil dan Menengah (KKS JUKM Sumut) Syamsir Alam Lubis mengharapkan ada pasar khusus yang menampung produk UMKM di tiap kabupaten/kota. Kampung Ramadan menurutnya adalah salah satu contoh yang baik.
“Saya mengusulkan supaya di setiap daerah ada pasar khusus yang menampung UMKM ini. Saya yakin jika itu akan tumbuh dengan baik, maka ketahanan ekonomi di bawah juga bagus,” kata Syamsir.(lin)