Tafakur Maulid Nabi Saw: Figur Tauladan Sepanjang Zaman

  • Bagikan

Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)

Imam Jalaluddin Abdurrahman ibn Abi Bakar Ibn Muhammad Al Suyuthi di dalam kitabnya Al Haawi Lil Fatawiy, halaman 186, terbitan Darul Kutub, Beirut, tahun 1985 menyebutkan bahwa orang yang pertama kali membuat perayaan maulid adalah penguasa Irbil (صاحب اربل) yang bernama al Malik al Mudzafar Abu Sa’id Kukuburiy Ibn Zainuddin Ali ibn Baktakin. Selain itu, dia juga yang membangun Masjid Al Mudzaffariy di kaki gunung Al Qasiyun.

Imam Al Syaukani juga memiliki pandangan yang sama dengan imam Jalaluddin Al Suyuti tentang hal itu, sebagaimana yang tertulis di dalam kitab imam Al Syaukani, yaitu Al Fathu Al Rabbani Min Fatawa Imam Al Syaukani. Maulid Nabi Saw merupakan wahana untuk mencermati, mengenang, merenungkan, tentang bagaimana Nabi Saw berjuang dengan susah payah dalam rangka menyampaikan risalah Allah Swt yang haq, kepada setiap hamba Allah.

Nabi Muhammad Saw telah menggunakan secara maksimal waktu dari kehidupannya untuk meninggikan kalimah Allah Swt di muka bumi. Nabi Saw telah mengajarkan kepada kita arti dan makna kehormatan serta kemuliaan hidup. Di samping itu, Nabi Muhammad Saw adalah A Man For All Seasons. Artinya, Nabi Muhammad Saw adalah seorang Nabi dan hamba Allah yang sukses di semua lini aktivitas dan sekaligus tauladan sepanjang zaman.

Nabi Saw bukan hanya pemimpin agama, beliau juga kepala negara, hakim agung, simbol akhlaq yang terpuji, dan juga panglima perang yang unggul, dengan strategi-strategi perang yang handal.

Profesor Richard A.Gabriel, seorang sejarawan militer di Royal Military College Of Canada, mengatakan, bahwa belum pernah ada seorang panglima yang seulung Nabi Muhammad Saw dari dahulu sampai dekade mendatang. Dalam catatan penelitian profesor Richard A. Gabriel tersebut, tertulis bahwa Nabi Muhammad Saw telah melakukan 38 kali aksi militer strategi yang brilian.

Kemudian, 18 kali melakukan serangan mendadak yang membuat musuh-musuh Islam yang tangguh menjadi tidak berdaya, dan 8 kali memimpin dan memenangkan peperangan besar, dimana jumlah musuh dan peralatan tempurnya lebih banyak dan lebih canggih.

Nabi Muhammad Saw adalah figur tauladan yang rela berkorban demi terbebasnya semua orang dari kegelapan hidup. Pada tahun 628 Masehi, Nabi Saw memimpin langsung peperangan Khaibar, yaitu peperangan yang terjadi di Oasis Khaibar, pusat benteng pertahanan Yahudi terkuat yang terletak di kawasan yang subur.

Khaibar terletak 150 Km arah Utara Madinah. Selama tiga hari tiga malam, Nabi Saw memimpin 1.600 orang pasukannya untuk bisa mencapai Khaibar. Ekspedisi militer Nabi Saw harus berhadapan dengan 10 ribu kekuatan militer Yahudi yang mendiami benteng Khaibar yang juga dikenal dengan nama benteng Na’im. Satu persatu benteng Yahudi di Khaibar dapat dikuasai oleh Nabi saw separti benteng Qamush, benteng Zubeir, benteng Watih, benteng Sulaim, dan benteng Natat.

Subtsntif perebutan Khaibar bukanlah karena Islam ingin mengembangkan kekuasaan politik, melainkan ingin membebaskan para penduduk dan hewan ternak masyarakat Khaibar dari penderitaan yang ditimbulkan oleh orang Yahudi Khaibar karena Oasis (sumber air) terbesar di Khaibar yang mereka kuasai dan dijual dengan harga yang menyengsarakan.

Apa yang dilakukan Nabi Saw di Khaibar, adalah bukti bahwa beliau adalah sosok Nabi dan hamba Allah yang peduli kepada penderitaan siapapun. Melalui hal ini, Nabi Saw telah memberikan ketauladanan bagi kita untuk menjalani kehidupan dengan mengedepankan nilai-nilai humanistik. Wallahu’alam

* Penulis adalah Dosen Hadits Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *