Diseminasi Hasil ST2023, Usaha Pertanian Turun 11,25 Persen

  • Bagikan

MEDAN (Berita): Hasil sensus pertanian (ST) yang dilakukan BPS Sumut mencatat jumlah usaha pertanian hasil ST2023 sebanyak 1.517.141 unit, turun sebesar 11,25 persen dibanding tahun 2013 yang sebanyak 1.709.546 unit.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mengelar kegiatan “Diseminasi Hasil Sensus Pertanian 2023 dan Kegiatan Pembinaan Statistik Sektoral” di hotel Santika Dyandra Premierre Medan Rabu (20/12).

Kegiatan dibuka Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanudin dihadiri berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) terkait di jajaran Pemerintah Provinsi Sumut (Pemprovsu) yang berlangsung hingga Kamis (21/12).

Dalam sambutannya, Nurul Hasanudin yang akrab disapa Hasan ini mengatakan hasil diseminasi yang terkait sensus pertanian (ST) 2023 diharapkan dapat ditangkap pesannya, terutama dengan pihak dinas terkait.

“Kita harap semua stakeholder yang kita undang mendapatkan satu pesan terkait hasil ST-nya itu sendiri, sehingga mereka (pemerintah daerah -red) pun kemudian dapat memanfaatkannya,” kata Hasan.

“Kita juga termasuk membina statistik sektoral. Karena di setiap sektor kan ada masing-masing data, sehingga mereka kita bina agar bisa memaksimalkan data yang dimiliki,” kata Hasan.

Hasan menyebut jumlah Usaha Pertanian Perorangan (UTP) tercatat sebanyak 1.516.399 unit, turun 11,26 persen dari tahun 2013 yang sebanyak 1.708.766 unit.

Kemudian, jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB) sebanyak 435 unit, naik 1,16 persen. Tahun 2013 yang sebanyak 430 unit serta jumlah Usaha Pertanian Lainnya (UTL) tahun 2023 sebanyak 307 unit, turun 12,29 persen dari tahun 2013 yang sebanyak 350 unit.

Saat itu ia didampingi Statistisi Ahli Utama Misfarudin, Statistisi Ahli Madya Masta Juita Gurning, Muhammad Dani Iskandar, Prakom Ahli Madya Fadjar Wahyu Tridjono dan Joel Roy Perangin Angin.

Dijelaskannya, UTP mendominasi usaha pertanian di semua subsektor, dimana UTP terbanyak terdapat di subsektor perkebunan yakni mencapai 811,06 ribu unit usaha.

Sementara, UPB terbanyak terdapat di subsektor perkebunan, yakni mencapai 336 unit usaha serta UTL terbanyak juga terdapat di subsektor perkebunan, yakni mencapai 157 unit usaha.

UTP paling banyak terdapat di Kabupaten Langkat sebanyak 151.709 unit atau mencakup 10,00% dari total UTP di Sumut. UTP paling sedikit terdapat di Kota Tebingtinggi sebanyak 3.164 unit atau mencakup 0,21 persen dari total UTP di Sumut. Lalu, jumlah UTP urban farming di Sumut tercatat sebanyak 494 unit.

Ia menyebut, UTP urban farming paling banyak terdapat di Kota Binjai sebanyak 137 unit atau mencakup 27,73 persen dari total urban farming di Sumut. Sedangkan, UTP urban farming paling sedikit terdapat di Kota Padangsidimpuan, Gunungsitoli, Sibolga, Tebingtinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan, Toba, Batubara, Labuhan Batu Selatan, dan Nias Utara.

Petani di Sumut, sambungnya, masih didominasi generasi X (43-58 tahun: 42 persen). Diikuti generasi milenial (27-42 tahun: 29,50 persen), baby boomer (59-77 tahun: 24,87 persen), generasi Z (11-26 tahun: 2,07 persen) dan pre boomer (lebih dari 78 tahun: 1,56 persen).

Jadi, di tahap I ini baru sebagian data yang kita sajikan. Ada 8 indikator yakni Usaha Pertanian dan Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP), demografi pengelola usaha pertanian, lahan yang dikuasai, gurem, petani milenial, urban farming, serta penggunaan pupuk dan komoditas.

“Data lengkap dan rinci lainnya akan didiseminasikan pada hasil pencacahan lengkap ST2023 tahap II pada 15 April 2024,” tutup Hasan. (wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *