FIRDAUS KOMAR, semula tidak mengira jika akan diamanahkan PWI Pusat oleh tim formatur hasil Kongres ke-25 PWI Pusat Bandung, untuk mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai Direktorat Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat.
Sempat meragukan untuk menerima amanah sebagai Direktorat UKW, Firdaus Komar, yang biasa disapa Firko ini, minta bicara empat mata dengan Ketum PWI Pusat HCB, panggilan akrab Hendry Ch Bangun.
Setelah Bung HCB meyakinkan, bahwa tenaga dan pikiran Firko sangat dibutuhkan di Jakarta, PWI Pusat. “Memang banyak perihal yang dibicarakan kepada Ketum, termasuk terkait independensi pengelolaan LUKW,” jelas Firko.
Tapi bukan itu saja, ujar Firko, yang telah bergelar Doktor bidang UKW ini, bahwa dirinya sebelum ketemu HCB, Firko telah mendiskusikan berbagai aspek dengan pihak keluarga.
Apalagi posisi Firko sebagai Ketua PWI Sumsel dan akan melanjutkan untuk jabatan kedua kalinya, mengingat sebagian besar anggota PWI di Sumsel mengharapkan Firko tetap di Sumsel. Namun atas keputusan ini, Firko menganggap cukup satu periode sebagai Ketua PWI Sumsel.
Akhirnya, karena kebutuhan di PWI Pusat untuk membenahi pengelolaan LUKW, Firko, kelahiran 8 Januari 1971, di Muara Lakitan Musi Rawas, Sumsel ini, menerima tawaran amanah tersebut.
Firko sebelum menerima tawaran HCB, Firko juga mengajukan syarat termasuk mohon tidak diintervensi pengelolaan LUKW PWI dan meminta untuk pengembangan secara personal dari berbagai kemampuan dirinya. Itu juga disepakati dan disetujui oleh HCB.
Konsekuensi tugas dan tanggung jawab di bidang UKW, atas izin dari PWI Pusat, Firko pada awal kepengurusan PWI Pusat 2023-2028, tentu saja mesti fokus mengerjakan tugas-tugas tersebut.
Menurut Firko, ibarat tarikan benang merah. Perjalanan menjadi Direktur UKW, bukan suatu kebetulan.
Menjadi penguji UKW di LUKW PWI, bagi Firdaus tidak ikut-ikutan tanpa proses. Firko tidak pernah menawarkan diri menjadi penguji jika tidak melalui proses dasar asesment psikotes.
Lulus asesmen tahun 2017, itulah awal jadi penguji UKW. Sebelum asesmen sudah ada yang jadi penguji dengan ikut jadi penguji.
Menjadi assesor sejak tahun 2017, Firko tertarik menganalisa berkaitan dengan proses pengelolaan pengujian UKW di PWI. Dengan tujuan memberikan manfaat dalam konteks kajian keilmuan, Firko yang mengambil gelar doktor di Administrasi publik di Unsri tahun 2019, membahas disertasinya soal pengelolaan UKW.
Setahun lalu, tanggal 4 Januari 2023, melalui sidang terbuka, akhirnya Firko lulus dengan disertasi mengenai model pengelolaan UKW PWI untuk meningkatkan kualitas wartawan Indonesia.
“Menariknya, ujar Firko, Bang HCB yang justru dalam posisi tidak punya jabatan apa-apa baik di PWI maupun di Dewan pers datang ke sidang promosi doktor saya di Unsri.
Bagaikan tarikan kaitan, kehadiran HCB di sidang promosi itu, seolah-olah memberitahu dan setelah HCB mendapat amanah menjadi Ketum PWI melalui kongres ke-25 PWI di Bandung, HCB menawarkan posisi Direktur LUKW PWI Pusat ke saya,” ungkap Firko.
“Inilah rasa kesinambungan, akhirnya saya terima untuk berperan dalam kaitan pengelolaan UKW ini,” ujar Firko.
Posisi dalam menjalankan tugas sebagai Ketua PWI Sumsel sejak 2019 dinilai cukup berhasil. Anda masih diminta untuk mengemban amanah ini periode kedua.
Menurut Firko, di awal kepengurusan sebagai Ketua PWI Sumsel sangat berat. Tantangan pertama, kondisi keuangan organisasi yang memprihatinkan, kondisi sekretariat yang tidak memadai kemudian komitmen dalam berorganisasi serta program yang belum terukur.
“Alhamdulillah akhirnya persoalan persoalan bisa diatasi tentu bantuan seluruh pengurus dan pihak stakeholder yang sangat percaya dengan lembaga PWI, persoalan finansial, kantor serta program PWI bisa diatasi,” ujar Firdaus.
Akhirnya saat memutuskan untuk menerima amanah sebagai Direktur UKW dan melepas posisi Ketua PWI Sumsel. Karena secara konstitusi PWI tidak boleh merangkap posisi, jadi lebih memilih tantangan dan tugas serta tanggung jawab di Jakarta.
Firko pun mulai melakukan pembenahan dari infrastruktur sosial dan starting dengan melakukan asesment psikotes bagi seluruh penguji yang telah berpraktik sebagai penguji cuma belum asesment psikotes. Tentu hal ini membuat kontroversi. Namun dasar kuat untuk pembenahan akhirnya dilakukan.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan asesor yang memiliki standar dari aspek penilaian keterampilan yang mengukur soft skill dan hard skill asesor, standar kepribadian, standar kemampuan kognitif, dan kecerdasan emosional, integritas.
Proses Asesmen psikotes dengan pihak ketiga inilah menjadi pedoman menentukan asesor penguji di LUKW PWI.
Pengelolaan secara keseluruhan, selain faktor penguji juga dari peserta dan perangkat yang menyertainya termasuk pakta integritas bahi penguji dan peserta UKW , kode etik penguji dan kode perilaku penguji.
Hal ini juga seiring sejalan dengan penataan pengelolaan LUKW PWI dan dari DP telah diterbitkannya PD no 03/11/2023 tentang Standar Kompetensi Wartawan (SKW).
Firko berharap dengan berkontribusi di ruang baru sebagai Direkturat UKW akan memberikan nilai manfaat kepada kemajuan pers di Indonesia.
Seiring dengan keseriusan pembenahan LUKW PWI, sepeti terdapat tarikan satu napas, Ketum PWI Pusat HCB yang diamanahkan dalam kongres menjanjikan UKW gratis seluruh PWI Provinsi se Indonesia, belum genap tiga bulan kepengurusan dari Kementerian BUMN kerja sama mendukung Program UKW se Indonesia.
“Alhamdulillah take off program UKW PWI- BUMN telah dimulai di tiga PWI Provinsi se Indonesia yaitu di Manado, Sulut, Kupang NTT dan PWI Aceh pada 28-29 Desember 2023 lalu,” ujar Firdaus.
Pada Januari 2024 akan dieksekusi di tujuh PWI Provinsi yaitu Lampung, Bengkulu, DIY, Kalimantan Tengah, NTB, Papua, dan Papua Selatan.
Ditanya soal alokasi waktu, karena antara di Palembang dan Jakarta, menurut Firko soal manajemen waktu ini sangat bergantung pola atau skema pengelolaannya.
Tentu saja efektivitas waktu dibutuhkan, sehingga porsi out put yang dihasilkan dalam pekerjaan di organisasi tetap bisa terukur. Menurut Firko, pengelolaan media Extranews tetap ber home base di Palembang.
Bagaimana target ke depan? Menurut Firko, terkait amanah berorganisasi adalah bonus ruang pengabdian dan tanggung jawab profesi.
Karena kunci pokok adalah tanggung jawab di keluarga. Firko yang mengutamakan pendidikan, terbukti suami istri ini sudah bergelar Doktor.
Istri Firko, Anisatul Mardiah juga menyabet gelar doktor di UM Malaysia. Kelima putrinya juga memiliki latar belakang pendidikan yang baik.
Anak pertama, Apt Berliana Faradisa S Farm, adalah jebolan apoteker Unand Padang, Asshafa Adzkiya, lulusan Aktuaria Unpad Bandung, anak ketiga Rayyani masih kuliah tingkat akhir di Akuntansi FE Unsri. Putri keempat Prodi Kedokteran Hewan di IPB University dan si bungsu Affa juga di IPB University di Prodi Saint Biomedis.
Firdaus juga dalam menjalankan keorganisasian bukan yang mendadak muncul sebagai Ketua PWI Sumsel.
Pengalaman di organisasi ini sangat bertahap, dari bagian seksi, ketua SIWO PWI Sumsel, Wakil Sekretaris, sebagai Sekretaris PWI Sumsel dua periode, dan baru menjadi Ketua PWI Sumsel 2019-2024.
Sejak mahasiswa Firko dikenal aktif mengelola organisasi, karena dididik di HMI, dari posisi Ketua Senat Mahasiswa (Sema) FKIP Unsri tahun 91-92 kemudian ketua SMPT Unsri tahun 92-93. Kemudian di organsasi masyarakat di ICMI, Dewan Pendidikan, FKPT dan saat ini anggota Komwas Peradi Sumsel dari unsur tokoh masyarakat.
Apa harapan ke depan, bagi Firko jalankan tugas tanggung jawab dengan sepenuh hati dan dampak tugas dan tanggung jawab yang baik akan memberikan kebaikan juga. (Wie)