MEDAN (Berita): Perubahan zaman telah memasuki sesi percepatan dan kemudahan manusia dalam mengakses informasi. Perkembangan teknologi yang cepat dapat membuka ruang akses informasi cukup dari genggaman saja.
“Namun satu hal yang lebih penting dari sekedar mendapatkan informasi tersebut yaitu kebenaran dan keakuratan dalam informasi tersebut,” ucap Meutya Viada Hafid dalam seminar Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Dirjen APTIKA Kementerian Kominfo bekerjasama dengan Komisi I DPR RI.
Ketua Komisi I DPR RI Senin (5/2/2024) tersebut menambahkan bahwa, tantangan yang dihadapi bersama jelang Pemilu 2024 adalah gelombang tsunami berita hoax yang dapat memecah belah rasa persaudaraan berawal dari media sosial yang berdampak buruk di kehidupan sosial.
“Suasana yang diharapkan adalah suasana damai dalam mendukung proses tahapan demi tahapan pemilu 2024, minimal kita dapat mengontrol diri dan lingkungan terdekat supaya menghadirkan suasana yang aman, kondusif, dan damai,” tambahnya.
Devis Abuimau Karmoy, seorang Praktisi Media juga menambahkan bahwa, untuk menghadapi tsunami informasi ini kita harus punya ukuran atau etika supaya tidak terjadi keributan dan tidak terjadi konflik.
“Serta agar Indonesia menjadi negara yang tetap aman dan tentram, karena etika itu mengajak kita untuk rasional dan bertanggung jawab,” ucapnya.
Sependapat dengan Devis Abuimau, seorang Pegiat Media Politik Rizki Saragih juga menambahkan bahwa masyarakat perlu mengontrol diri dan selektif terhadap informasi yang diterima.
“Banyak sekali yang menyebarkan berita hoax mengatasnamakan instansi sehingga masyarakat seringkali salah paham, sebab itu yang paling penting sebenarnya bagaimana kita bisa selektif terhadap informasi,” ucapnya
“Pengguna internet yang hebat adalah jika dia bisa memverifikasi informasi yang begitu banyak dan memilih informasi mana yang layak untuk di share dan tidak layak untuk dipercaya,” tambahnya. (wie)