Oleh:
Shohibul Anshor Siregar
Banyak orang sangat berminat menduduki jabatan puncak pemerintahan, namun susah memberi tanda bagi orang yang tak memiliki integritas.
Tetapi karena pemilu dan pilkada adalah ajang perebutan kekuasaan, segala perbuatan jahat untuk meraihnya sudah pula terlanjur diterima sebagai kebenaran hukum apalagi budaya politik.
Anehnya, masalah ini jarang menjadi topik diskusi yang ditawarkan oleh para jurnalis dalam permintaan wawancara mereka. Mengapa? Sejumlah asumsi dapat diketengahkan:
Pertama, kurangnya kesadaran publik. Banyak orang awam kurang memahami pentingnya integritas pemilu dan implikasinya terhadap demokrasi. Hal ini menyebabkan kurangnya minat publik terhadap topik tersebut, yang pada gilirannya dapat membuat jurnalis enggan meliputnya.
Kedua, ksulitan mengakses informasi. Mendapatkan informasi yang akurat dan kredibel tentang integritas pemilu bisa jadi sulit.
Data dan statistik yang tersedia mungkin tidak lengkap atau sulit dipahami. Hal ini dapat membuat jurnalis enggan meliput topik tersebut karena takut membuat kesalahan atau menyesatkan pembaca.
Ketiga. kurangnya ketersediaan narasumber. Menemukan narasumber yang kredibel dan bersedia berbicara tentang integritas pemilu bisa jadi sulit.
Banyak pakar dan aktivis dalam bidang ini mungkin sibuk atau enggan berbicara kepada media. Hal ini membuat jurnalis enggan meliput topik tersebut karena kesulitan menemukan narasumber yang tepat.
Keempat. kurangnya dukungan redaksi. Redaksi media mungkin tidak menganggap integritas pemilu sebagai topik yang penting atau menarik untuk audiens mereka.
Hal ini dapat menyebabkan jurnalis enggan meliput topik tersebut karena takut laporannya tidak akan diterbitkan.
Kelima, tekanan komersial. Media massa mungkin menghadapi tekanan komersial untuk fokus pada topik yang lebih populer atau sensasional.
Hal ini dapat menyebabkan jurnalis enggan meliput topik integritas pemilu yang mungkin dianggap kurang menarik bagi audiens massal.
International Institute for Democracy and Electoral Assistance (IDEA) dan Electoral Integrity Project, menerbitkan laporan tahunan tentang integritas pemilu di seluruh dunia.
Laporan-laporan ini dapat memberikan data dan informasi tentang berbagai aspek integritas pemilu, termasuk pelanggaran pemilu, penipuan pemilih, dan campur tangan asing.
Banyak akademisi telah meneliti berbagai aspek integritas pemilu. Studi-studi ini dapat memberikan wawasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi integritas pemilu dan strategi untuk meningkatkannya. *** Penulis dosen FISIP UMSU. Koordinator Umum Pengembangan Basis Sosial Inisiatif & Swadaya (‘nBASIS).***