MEDAN (Berita): Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara menyasar emak – emak atau kaum perempuan dalam upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di daerah ini.
“Kalau edukasi ke emak – emak mudah penyebarannya dibanding dengan bapak – bapak,” kata Khoirul Muttaqien, Kepala Kantor OJK Provinsi Sumatera Utara kepada wartawan di Medan Kamis (15/8/2024).
Muttaqien bertemu wartawan dalam acara Media Update Kantor OJK Provinsi, bertajuk
“Optimalisasi peran OJK daerah melalui sinergitas media partner”.
Saat itu Muttaqien yang baru dua bulan menjabat di daerah ini didampingi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Wan Nuzul Fachri, Deputi Direktur Pengawasan LJK 2 Anton Purba dan Deputi Direktur Layanan Manajemen Strategis Yusri.
Muttaqien menjelaskan sasaran program literasi keuangan OJK Sumut yakni ke Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), penyandang disabilitas, perempuan (emak-emak), daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3 T) dan pekerja migran.
“Jadi literasi ke emak-emak memang salah satu sasaran target literasi keuangan yang dilakukan oleh OJK,” tegasnya.
Ia menyebut indeks literasi keuangan perempuan lebih tinggi dari laki-laki dimana perempuan 66,75 persen dan laki – laki sebesar 64,14 persen. “Memang basic pengelolaan keuangan ada di emak-emak,” kata Muttaqien.
Edukasi tentang produk keuangan seperti investasi ilegal, pinjaman online ilegal kalau ke emak-emak cepat kali menyebar dari mulut ke mulut. “Kalau edukasi ke laki-laki, penyebarannya tidak secepat kepada perempuan,” katanya lagi.
Secara nasional, indeks literasi keuangan lebih rendah dari inklusi keuangan sehingga banyak yang merasakan kerugian ketika sudah mengakses sektor jasa keuangan tersebut. Umumnya cepat mengakses produk keuangan tanpa memahami secara detail tentang produk tersebut (literasi yang rendah).
Tahun 2016, indeks literasi keuangan 29,70 persen dengan inklusi 67,80 persen. Tahun 2019, indeks literasi keuangan 30,03 persen dengan inklusi 76,19 persen. Kemudian tahun 2022,:indeks literasi keuangan 49,08 persen dengan inklusi 85,10 persen. Tahun 2023, indeks literasi keuangan mencapai 65,42 persen dengan inklusi 75,02 persen.
Muttaqien menambahkan dalam mewujudkan fungsi pelayanan publik, OJK juga dengan rutin melakukan sosialisasi terkait produk dan jasa keuangan ataupun pengetahuan keuangan umum kepada berbagai lapisan masyarakat di Sumatera Utara.
“Upaya ini dilakukan secara roadshow ke seluruh kabupaten dan kota di Sumatera Utara,” ujarnya
Selama periode Januari hingga Juli tahun 2024, Kantor OJK Provsu telah mengadakan sebanyak 102 kegiatan edukasi keuangan yang berhasil merangkum partisipasi lebih dari 23.733 peserta di wilayah Sumatera Utara dengan jangkauan 23 kab/kota.
Kegiatan ini termasuk program Roadshow sosialisasi kepada 1000 ASN di Kab. Samosir maupun penyuluhan bersama anggota Komisi XI DPR RI.
Sedangkan untuk kegiatan inklusi keuangan, jelasnya, OJK bersama dengan 34 Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) di Sumatera Utara terus berupaya dalam memperluas akses keuangan dengan melakukan berbagai kegiatan seperti workshop, business matching, pembukaan rekening SIMPEL, EKI Desa Wisata, dan EPIKS.
Hingga bulan Juli 2024, telah terlaksana 44 kegiatan inklusi keuangan di 23 kabupaten/kota dengan jumlah 6.416 peserta akses keuangan. Selain berkolaborasi dengan pemerintah daerah, OJK juga menggandeng Rumah BUMN dalam melakukan business matching bagi pelaku UMKM binaan di Sumatera Utara.
Menurutnya, ketika akses keuangan terbuka maka ‘jendela’ tentang keuangan juga terbuka dan ke depan bisa meningkatkan perekonomian.
Ia menyebut untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas keuangan, OJK bulan depan segera meluncurkan program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN).
“Kalau masyarakat sudah cerdas keuangan maka dapat mengambil keputusan finansial yang tepat dan terhindar dari berbagai bisnis kejahatan finansial,” tegasnya.
OJK menargetkan sebanyak mungkin edukasi literasi keuangan ke mahasiswa dimana saat ini mahasiswa rentan dengan pinjaman online (Pinjol) dan judi online. (wie)