MEDAN (Berita): Di sisi platform digital, industri start-up Fintech Lending atau lebih dikenal dengan nama pinjaman online masih berkembang dan konsisten bertumbuh.
Terpantau total outstanding penyaluran pinjaman Fintech di Sumatera Utara tercapai sebesar Rp2,05 triliun, bertumbuh 45,66 persen yoy.
“Eksistensi industri Fintech secara konsisten bertumbuh di Sumatera Utara, terutama dari sisi lender,” kata Khoirul Muttaqien, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan hal itu kepada wartawan Jumat (16/8/2024).
Muttaqien menyebut hal ini tercermin dari pertumbuhan akumulasi rekening lender atau pemberi pinjaman di Sumut bertumbuh 107,87 persen yoy dan akumulasi rekening borrower atau peminjam bertumbuh 22,47 persen yoy.
“Hal ini menunjukkan tingginya minat masyarakat Sumut untuk berinvestasi melalui platform fintech, didorong oleh peluang imbal hasil yang menarik dan akses yang mudah.,” katanya.
Pergadaian
Muttaqien menambahkan industri Pergadaian yang terdiri dari 1 pergadaian persero (PT Pegadaian) dan 21 perusahaan gadai di Sumatera Utara menunjukkan perkembangan yang pesat, ditandai dengan semakin banyaknya entitas gadai swasta yang beroperasi.
Pada tahun 2024 ini, tercatat penambahan 4 entitas gadai swasta baru, yang memperkuat posisi industri ini sebagai sektor yang dinamis.
Per Juni 2024, total penyaluran pinjaman tercatat sebesar Rp4,86 triliun dengan pertumbuhan yang relatif tinggi 23,39 persen yoy. Penyaluran ini terdiri dari 89,79 persen pinjaman yang diberikan oleh PT Pegadaian dan 10,21 persen dari pergadaian swasta.
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) terdiri dari 1 LKM di Kota Gunungsitoli dan 1 Bank Wakaf Mikro di Kabupaten Deliserdang juga memperlihatkan perkembangan yang potensial dengan pertumbuhan pembiayaan 30,97 persen yoy dengan total pembiayaan Rp6,16 miliar.
“Prinsip daripada LKM lebih berfokus dalam membantu masyarakat miskin produktif, sehingga secara nominal terlihat relatif kecil dibanding lembaga pembiayaan berbentuk perusahaan,” katanya.
Segmen asuransi jiwa mulai menunjukkan pertumbuhan positif setelah sebelumnya terkontraksi pada tahun 2023. Pada triwulan I tahun 2024, tercatat pendapatan premi asuransi jiwa sebesar Rp2,02 triliun dengan pertumbuhan 7,66 persen yoy. (wie)