MEDAN (Berita): Assoc Prof Dr. H. Zamakhsyari Bin Hasballah Thaib, Lc, MA menjabat kembali sebagai Rektor Universitas Dharmawangsa (Undhar) Medan periode 2024-2028. Pelantikannya sebagai rektor dilakukan Ketua Yayasan Pendidikan Dharmawangsa Medan H Muzakkir SE, Jumat (16/8/2024) di aula kampus Jalan Yos Sudarso Medan.
Hadir pada pelantikan itu Ketua Senat Prof Dr Lahmuddin Lubis MA, Direktur Sekolah Pascasarjana Undhar Prof Dr Kusbianto MHum. Hadir juga Wakil Rektor (WR) I, Dr. Rahmat Hidayat MA, WR II, Eddy iskandar SE, Ak MM dan WR III, M. Amri Nasution M.Si, Sekretaris Yayasan Pendidikan Dharmawangsa Medan Hj Farida Hanum Nasution MAP dan unsur pengurus yayasan lainnya.
Zamakhsyari mengungkapkan, pelantikan ini merupakan periode kedua kepemimpinannya yang sebelumnya pada 2020 2024.
Jika melihat sejarah Dharmawangsa, Dr Zamakhsyari merupakan rektor urutan ke-4 setelah almarhum Zainuddin, dan almarhum Prof Sanwani Nasution. Kemudian setelah Prof Kusbianto, Zamakhsyari menjabat rektor saat usianya 36 tahun.
“Pada penetapan sebagai rektor periode pertama, saat itu saya usia 36 tahun dan itu termasuk rektor termuda se-Sumatera Utara,” ujarnya.
Dia mengakui, tantangan ke depan jelang dies natalis 40 tahun Undhar perlu ditingkatkan. Karena itu dia menargetkan perolehan akreditasi unggul secara nasional.
Menurutnya di 2030, sudah tidak lagi cerita tingkat nasional tapi sudah di tingkat internasional. Maka di empat tahun ke depan ini Undhar akan bangun kemitraan dengan kolaborasi dalam bidang akademik riset dan pengabdian yang tentunya lebih banyak dalam level ASEAN.
Saat ini, sebutnya, ada 19 universitas di luar negeri jadi mitra Undhar yang sudah diwujudkan implementasi dari nota kesepahamannya sudah ditetapkan seperti kegiatan bersama, seminar bisa di luar negeri ataupun di Undhar.
Demikian juga melakukan riset bersama. Mungkin bisa diberikan hibah penelitian untuk sebagian dosen. Selain itu kolaborasi dengan dosen luar negeri, pertukaran mahasiswa dan sebagainya.
“Jadi dengan adanya urungkan dan hibah untuk penelitian tentunya cakupan keluaran dari penelitian itu diharapkan jauh lebih besar,” katanya.
Dia menuturkan, melalui internasionalisasi, Undhar bisa mengenalkan apa keistimewaan di Medan dan Sumatera Utara serta kampus ini yang mungkin bisa dapat ditawarkan di luar negeri.
Karena itu dia juga mengharapkan ada partisipasi dari mitra luar negeri ikut pada pertukaran budaya dan lainnya.
Zamakhsyari mengungkapkan, saat memasuki dies natalis ke-40 Undhar di awal tahun depan, yayasan akan meluncurkan buku mengenai sejarah berdirinya kampus yang berupa kumpulan para penulis cerita tentang masa lalu dan masa kini.
Menurutnya, di usia 40 tahun, Undhar perlu sentuhan dengan lebih meningkatkan sarana dan prasarana agar lebih menarik.
“Ini salah satu harapan besar dari pengelola kampus. Mengingat kompetisi antar perguruan tinggi yang semakin berat, sehingga tentunya harus memberikan layanan maksimal kepada para mahasiswa,” katanya.
Dipaparkannya, saat ini jumlah universitas sudah banyak. Bahkan ada kampus asing menawarkan pendidikan gratis secara online hingga tamat. Jadi kalau mau ijazah baru dibayar.
“Kondisi ini perlu kita siapkan formula untuk menyikapinya, sebab persaingan sekarang ini bukan antar perguruan tinggi di Medan saja tapi sudah global,” akunya.
Zamakhsyari juga menyikapi globalisasi dalam dunia pendidikan yang saat ini dirasakan tantangannya.
“Jika kita masih cerita masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) sekarang sudah kita rasakan bagian dari dampak terbukanya persaingan bebas. Pelamar kerja asing dan persaingan global yang perlu disikapi,” katanya.
Menurutnya hal ini perlu disikapi. Karenanya itu menjadi salah satu fokusnya saat memaparkan visi empat tahun ke depan.
“Terutama paling dikejar adalah bagaimana pengembangan digitalisasi manajemen, karena itu yang menjadi penunjang keunggulan-keunggulan berbasis digital,” ucapnya.
Dia berharap pengembangan digital seiring dengan perkembangan infrastruktur fisik juga ke depannya harus diutamakan.
Zamakhsyari juga menyebutkan, pada
28 Agustus ini Undhar akan kedatangan dua tamu internasional, yakni Dr M Chandra Segara selaku Ketua Malaysia Green Technology Society dan Duta Besar dari Zambia, Afrika untuk Malaysia. (aje)