JAKARTA (Berita): Setelah bertahan mampir empat tahun atau sejak 2021, akhirnya Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku suku bunga BI 7-day Repo Rate atau bunga acuan menjadi 6 persen dari sebelumnya 6,25 persen.
Pemotongan suku bunga acuan sebesar 0,25 persen ini diiringi mulai meredanya ketidakpastian pasar keuangan global.
Ditandai dengan laju inflasi AS yang kian melambat dan mendekati target jangka panjang, yakni 2 persen secara tahunan.
Selain itu, bank sentral juga memangkas tingkat suku bunga deposit facility dan lending facility masing-masing sebesar 0,25 persen.
Dengan demikian, suku bunga deposito facility tetap sebesar 5,25 persen dan lending facility sebesar 6,75 persen.
“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesis pada tanggal 17 dan 18 September 2024 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6 persen,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers di Perkantoran BI, Jakarta, Rabu (18/9/2024).
“Keputusan ini konsisten dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi pada tahun 2024 dan 2025 yang terkendali dalam sasaran yang ditetapkan pemerintah yaitu 2,5 plus minus 1 persen, penguatan dan stabilitas nilai tukar rupiah, dan perlunya upaya memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional,” sambungnya.
Keputusan BI untuk menurunkan suku bunga acuan diambil dengan melihat perkembangan kondisi perekonomian global. Bank sentral menilai, ketidakpastian pasar keuangan global kian mereda.
Hal ini membuat ekspektasi penurunan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) semakin kuat, bahkan lebih cepat dan lebih besar dari proyeksi semula.
“Indeks mata uang dollar AS terhadap mata uang negara utama, atau sering disingkat DXY juga melemah,” ungkap Perry. (agt)