JAKARTA (Berita): Program Transisi Energi Indonesia Terjangkau dan Berkelanjutan mendapat persetujuan pinjaman dana dari Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) senilai US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,59 triliun (kurs US$1= Rp15.185)
Bantuan tersebut untuk membantu Indonesia mempercepat transisi energi yang akan mendukung berbagai langkah kebijakan Indonesia dalam mencapai kontribusi yang ditentukan secara nasional atau Nationally Determined Contribution (NDC).
“Indonesia berada di persimpangan yang sangat penting dalam perjalanan transisi energinya.
Sehingga dana tersebut juga diharapkan dapat membantu dalam pencapaian target emisi bersih nol dari pembangkitan listrik pada 2050.
Hal ini menjadi salah satu dari dua subprogram dalam program ini,” kata Direktur ADB untuk Indonesia Jiro Tominaga dalam keterangan resminya, Jumat (20/9/2024).
Program pinjaman berbasis kebijakan ini m, menurutnya, dapat mendukung pengembangan kebijakan dasar dan kolaboratif Indonesia guna mengidentifikasi dan menjawab berbagai tantangan kompleks di sektor ini dalam mempercepat peralihannya menuju energi berkelanjutan dan bersih.
Dia melanjutkan, pesatnya pertumbuhan kapasitas pembangkitan listrik telah membantu Indonesia mengatasi sebagian besar kendala pasokan listriknya.
Namun, hal ini mengakibatkan Indonesia memiliki ketergantungan listrik pada sumber tenaga berbasis bahan bakar fosil seperti batu bara, gas, dan diesel.
Tominaga menjelaskan, program ini berfokus membangun kerangka kebijakan dan regulasi yang kuat bagi transisi energi bersih, memperkuat tata kelola sektor dan keberlanjutan keuangan, serta memastikan transisi yang adil dan inklusif. (agt)