PIDIE JAYA (Berita): H Sibral Malasyi, lahir 52 tahun silam dari pasangan Tgk H Muhammad Ali Bin Abdurrahman dan Hj Jannatunnain Ali Binti Tgk. Muhammad Ali di Gampong Meuko Baroh, Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya.
Nyak Syi, begitu Ia akrap disapa, dikenal luas sebagai pemilik perusahaan Ma’ar Group yaitu korporasi yang bergerak di bidang Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), Gas LPG dan Dealer Honda / AHASS.
Berkat tangan dinginnya Ma’ar Group berkembang pesat dalam waktu singkat hingga memiliki sejumlah anak perusahaan di sejumlah wilayah Aceh.
“Ia dikategorikan sebagai perusahaan sehat baik pengelolaan, manajemen maupun kesejahteraan karyawan,” kata Ilyas, SH, seorang Pemerhati Kebijakan Publik, Sabtu (12/10/2024).
Ilyas mengatakan, disamping berprofesi sebagai pengusaha sukses dengan relasi luas terbentang dari daerah hingga Jakarta, Nyak Syi juga dikenal sebagai pegiat organisasi.
Dengan berbagai posisi mentereng dijabatnya, seperti Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Pidie Jaya, Ketua Umum Persatuan Menembak dan Berburu Indonesia (Perbakin) Pidie Jaya, Ketua Bidang SPBU Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana) Migas Aceh.
Bukan hanya organisasi kemasyarakatan, Nyak Syi juga mendapat tempat dihati para ulama.
Sosok ini diberi amanah sejumlah kedudukan keagamaan, lanjut Ilyas, seperti Bendahara Umum Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Bendahara SIRUL MUBTADIN Pidie Jaya, Ketua Bidang Keuangan TASTAFI Pidie Jaya.
Selain itu, figur ini juga dikenal luas sebagai Pembina Umum Dayah Yatim Piatu Rauzatul Jannah Al Malasyi Pidie Jaya, Pimpinan Majlis Ta’lim dan Zikir Al Muhaasabah Ma’ar Group Pidie Jaya, Pembina Umum Ma’had Tahfizul Qur’an Al Malasyi Ma’ar Group Pidie Jaya
Disamping pernah menjabat Ketua DPC Pidie Jaya Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) besutan Presiden RI terpilih H Prabowo Subianto dan kini diberi kepercayaan sebagai Ketua MPC Pidie Jaya Partai PAS Aceh yang dimotori sejumlah ulama Kharismatik Aceh sebut nya.
H Sibral Malasyi adalah figur penting bagi perubahan Pidie Jaya, Ia dianggap banyak pihak mumpuni membangun Pidie Jaya yang telah ‘ porak – poranda ‘ akibat salah urus dalam sepuluh tahun terakhir.
“Baik bidang pengelolaan sistem pemerintahan, tata ruang Kota, pendidikan, penerapan Syari’at Islam, pelayanan kesehatan dan kesejahteraan yang masih jauh dari harapan,” ungkap Ilyas.
Hal ini tentunya cukup beralasan, bukan hanya pengalaman organisasinya, tapi juga pendidikan, kecerdasan, dan relasinya yang luas terbentang baik disektor regional, nasional dan Internasional.
Disamping kepribadian, keseharian, tutur bahasa dan pergaulannya. Kiranya perubahan segera terwujud di ‘ Negeri ‘ Japakeh, bumi Aulia, tanah para Syuhada, ungkap Ilyas. (zel)