Langsa (Berita): Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Aceh Timur yuliandi memperoleh gelar doktor dalam bidang ilmu manajemen, Senin, (18/05)
Setelah dinyatakan lulus dalam ujian promosi doktor yang diketuai oleh Rektor Universitas Syiah Kuala Prof. Dr.Ir.Samsul Rizal, M.Eng. Ujian tersebut diselenggarakan di Ruang Balai Senat Lt. 2 Universitas Syiah Kuala.
Sidang terbuka promosi doktor ini dilakukan secara daring sebagai upaya implementasi pencegahan penyebaran pandemi covid-19. Promotor dan co promotor saudara Yuliandi adalah: Prof. Dr. Nasir Azis, MBA, Dr. Mukhlis Yunus SE.MS dan Prof. Dr. Muhammad Adam, SE.MBA
Yuliandi menyelesaikan studi doktornya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan mengangkat judul Disiplin Kerja, Kompetensi, Pemberdayaan, Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai Studi pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional di Indonesia
Ketika ditanya awak media kenapa tertarik meneliti judul menantang tersebut, Yuliandi menjawab kinerja pegawai merupakan inti persoalan yang dapat memperbaiki pelayanan publik yang selama ini dirasakan masih bermasalah tidak hanya di BPN tetapi juga di jajaran ASN (PNS) di Indonesia.
Sebagai ASN di jajaran BPN RI saya merasa lega, karena pengetahuan yang saya dapatkan akan di aplikasikan langsung ditempat saya bekerja dan semoga menjadi amal ibadah sebagai abdi negara dan abdi masyarakat.
Ditambahkkanya, lagi Selama ini di rasakan banyak kendala dalam penyelengaraan fungsi pelayanan pemerintahan dan pembangunan di unit kerja saya dan juga yakin ditempat kerja pemerintahan lainnya pada segala jenjang di tingkatan, Pusat atau daerah, kota maupupun desa.
Bekal pengetahuan dasar dibidang hukum ternyata belum mampu menyelesaikan banyak persoalan manajemen yang saya hadapi terutama untuk membenahi kinerja pribadi saya dan juga teman kerja lainnya.
Manajemen itu adalah solutif dan problem solving yang urgen pada di segala era dan dimanapun juga.
Berbekal pengalaman kerja dan semangat, terutama dukungan teman-teman sekerja , pimpinan dan keluarga saya memulai kuliah di program doktor ilmu manajemen.
Dengan tertatih -tatih saya mencoba mengenali pengetahuan baru yang sangat strategis itu dan kemudian saya dapatkan format belajar tentang manajerial yang sangat luas itu.
Saya fokus dan tertarik pada SDM dan perilaku organisasi yang memang mempunyai relevansi dengan tugas saya. Karenanya penelitian saya diarahkan untuk problem solving research dan mempunyai implikasi operasional, baik bagi manajemen maupun bagi pembuat kebijakan kepegawaian di kementerian agraria dan tata ruang BPN Republik Indonesia.
Kinerja dalam realitanya dipengaruhi oleh cukup banyak faktor yang saling terkait satu dengan lainnya.
Dengan segala keterbatasan, penelitian kita fokuskan tentang kinerja pegawai dengan hanya mengidentifikasi kompetensi, pemberdayaan, dan kepuasan kerja PNS di lingkup organisasi verikal BPN.
Secara sederhana hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa ternyata kompetensi dari PNS memberikan kontribusi yang dominan terhadap kinerja pegawai BPN selama ini.
Hal ini mencerminkan urgennya kompetensi bagi pegawai sekiranya kementerian mau membenahi kinerja pegawai, yang ujung-ujungnya berdampak pada kinerja BPN secara keseluruhan.
Ada yang unik dari penelitian ini, lazimnya pemberdayaan itu langsung atau tidak langsung mempengaruhi kinerja pegawai.
Dalam penelitai ini justru pemberdayaan yang menjadi aspek penting bagi pengembangan SDM pegawai tanpa dimediasi oleh kepuasan kerja tidak memberikan dampak pada kinerja.
Keunikan ini perlu dicermati dan dicari solusinya dengan terlbih dahulu memahami kondisi sikap mental pegawainya serta manusia nya.
Reaksi manusia yang paling umum adalah gagalnya pemberdayaan untuk peningkatan kinerja dalam keyakinan peneliti adalah masih adanya malah dan masih banyak PNS kita yang memiliki keengganan dalam menerima bebagai perubahan, termasuk perubahan yang positif sifatnya, Ini menjadi penting bagi Kementerian ATR/BPN untuk memiliki kemampuan dalam menerapkan perubahan ini tanpa kegagalan.
Hal yang harus dilakukan adalah yakinkan pegawai yang bekerja untuk mengubah perilaku dengan menggunakan data, fakta, angka dan statistik, tidak dengan asumsi dan prasangka, apalagi gosip.
Kita perlu membangkitkan pengalaman positif pada individu yang bekerja jika kita berharap untuk mengubah perilaku di tempat kerja, ungkap yuliandi. yang merasa bahagia meraih gelar doktor.
Kebahagian ini tentu wajar, karena pegawai administratif bukan tenaga edukatif. Selanjutnya jika ada organisasi gagal dalam perubahan perilaku dan tidak menjadikannya modern dan dinamis maka ingat bukan pada individu karyawan anda, melainkan pada kemampuan anda untuk melakukan pendekatan yang dapat membangkitkan sistem saraf kedasaran akan hakikat diri masing-masing.sebut Yuliandi. ( Epa )