Lagi Kekerasan Terhadap Wartawan Di Subulussalam

  • Bagikan
man Efendi Pasaribu wartawan Haba Rakyat Aceh menjadi korban kekerasan fisik di kota Subulussalam. beritasore/M.Zaelani Sidik
man Efendi Pasaribu wartawan Haba Rakyat Aceh menjadi korban kekerasan fisik di kota Subulussalam. beritasore/M.Zaelani Sidik

Subulussalam (Berita) : Kekerasan Terhadap Wartawan kembali di Kota Subulussalam, korban penganiayaan, Jasman Efendi Pasaribu, 44 tahun, jurnalis di Media Haba Rakyat terbitan Aceh.

Korban mengaku mendapat kekerasan fisik berupa pemukulan di bahagian wajah saya hingga berkali-kali, sehingga mengakibatkan lembam membiru di bahagian pelipis mata tampa ada perlawanan berarti sehingga sontak mendapat leraian dari pengunjung warung kata Jasman Efendi Pasaribu pada berita, Minggu, (24/10).

Tidak terima dengan perlakuan oknum C, sore itu juga Jasman di dampingi oleh beberapa rekan wartawan langsung membuat pengaduan ke Polres Subulussalam dengan bukti surat tanda terima laporan polisi nomor:STTLP/69/X/2021/SPKT RES Subulussalam tertanggal 15 Oktober 2021 yang diterima AIPDA Benni Sutansa.

Setelah usai membuat laporan pengaduan polisi, kami langsung melakukan visum ke rumah sakit terdekat turut juga didampingi oleh rekan-rekan jurnalis lain nya sebut Jasman Pasaribu.

Diceritakan, awal kronologi kejadiannya, Pada hari Jumat yang lalu seusai sholat Ashar, saya pergi ke warung ogek Royal (Abang Royal,red) di Simpang Malahayati Subulussalam Barat.

Lalu tiba-tiba datang, C, inisial pelaku, seraya bertanya kepada saya tentang postingan di Facebook.

Fostingan yang bertuliskan,”Tiga narapidana berhasil menguasai sang raja bodoh”. kemana maksud nya itu, tanya oknum C, lalu saya jawab itu hanya  sekedar cerita dongeng jawab saya pada C.

Dongeng apa ucapnya, lalu seketika itu dia memukul wajah saya bertubi-tubi hingga mengakibatkan benjol dan lembam tampa ada perlawanan hingga pengunjung warung datang melerai dan mengamankan.

Usai dilerai dan diamankan pengunjung warung, dia ada menyebut nama Sairun,” asa betoh ko senina ku sairun i”, maksudnya, supaya kau tau sairun itu adalah senina ku katanya. Usai itu saya pun langsung melaporkan kejadian ini didampingi rekan.

Tapi yang menjadi tanda tanya bagi saya selaku korban ungkap Jasman, laporan saya sudah seminggu lebih ke pihak kepolisian mengapa belum ada penahanan bagi si pelaku.

“saya mengharapkan aparat kepolisian bertindak cepat demi tegaknya keadilan dan kepastian hukum” kata Jasman Efendi Pasaribu berharap.(zel).

Jas

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *