BANDA ACEH (Waspada): Puluhan staf RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh dari berbagai unit/instalasi mengikuti pelatihan jurnalistik yang berlangsung sehari, Kamis, (21/9).
Kepala Instalasi Pusdiklat RSUDZA, dr. Andrie Gunawan melaporkan, pelatihan itu diikuti 76 peserta dari rencana awal 50 peserta yang berasal dari berbagai bidang, bagian, komite, instalasi dan unit ruangan dalam lingkungan RSUDZA.
“Ya, awalnya kami batasi peserta 50 orang namun hingga sehari menjelang hari H melonjak jadi 76 orang,” kata Andrie yang dibenarkan dr. M. Fuad.
Kegiatan pelatihan yang diikuti 76 peserta—sebagian besar perempuan—dibuka oleh Wakil Direktur (Wadir) Pengembangan Sumber Daya Manusia RSUDZA, Dr. Arifatul Khorida, MPH, FISQua.
Acara pembukaan selain dihadiri Wadir Pengembangan SDM juga Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan dr. M. Fuad, SpPD, KHOM, FINASIM, Kepala Seksi Pelatihan Medis dan Non-medis Mustafa, SKM, M.Kes serta Kepala Instalasi Pusdiklat dr. Andrie Gunawan, SpPD.
Bekerjasama Dengan PWI Aceh.
Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada manajemen RSUDZA yang telah bermitra dengan PWI Aceh melaksanakan pelatihan jurnalistik untuk kalangan staf di lembaga pelayanan publik tersebut.
“Beberapa hari lalu kami berdiskusi dengan Direktur dan jajaran Direksi RSUDZA tentang pentingnya pengetahuan jurnalistik termasuk kehumasan untuk para staf di rumah sakit ini. Alhamdulillah hari ini terlaksana,” ujar Nasir Nurdin didampingi Wakil Ketua Bidang Pendidikan PWI Aceh, Asnawi Kumar.
Society 5.0
Sementara Wadir Pengembangan Sumber Daya Manusia RSUDZA, Arifatul Khorida ketika membuka kegiatan pelatihan mengingatkan peserta tentang pentingnya peningkatan kapasitas terkait teknologi informasi dalam era society 5.0.
Arifatul mengatakan, society 5.0 adalah konsep yang memungkinkan umat manusia menggunakan ilmu pengetahuan berbasis teknologi modern bahkan telah menerapkan kecerdasan buatan atau (Artificial Intelligence/AI).
AI merupakan teknologi yang dirancang untuk membuat sistem komputer mampu meniru kemampuan intelektual manusia.
“Informasi serba cepat dan itu memungkinkan dengan dukungan teknologi tinggi. Apa yang kita ucapkan bisa langsung diubah ke teks sehingga semuanya bisa serba cepat. Kejadian saat ini tidak perlu lagi menunggu informasinya hingga dua tiga jam ke depan,” imbuh Wadir Arifatul.
Secara khusus Wadir Pengembangan Sumber Daya Manusia RSUDZA, Dr. Arifatul Khorida, MPH, FISQua mengucapkan terima kasih atas terlaksananya program pelatihan jurnalistik bekerjasama dengan PWI Aceh.
“Insya Allah kerja sama seperti ini bisa terus berlanjut sehingga tugas-tugas yang terkait penyebaran informasi dari RSUDZA bisa semakin baik dan masyarakat bisa mendapatkan info yang benar sekaligus bisa meluruskan berita negatif terutama berita hoaks,” kata Arifatul.
Pelatihan jurnalistik kerja sama RSUDZA dengan PWI Aceh menghadirkan pemateri dari kalangan pengurus PWI dan lintas organisasi.
Mengenai perkembangan kewartawan dan organisasi kewartawanan serta asosiasi perusahaan pers dipaparkan Ketua PWI Aceh.
Berikutnya, Iranda Novandi (Penasihat PWI Aceh Besar) menyajikan materi Dasar-dasar Jurnalistik (meliput, menulis, memberitakan).
Irma Hafni tampil dengan materi Bahasa Jurnalistik dan Cara Membuat Press Release dan Asnawi Kumar membahani peserta dengan materi Wartawan dan Humas.
Selepas siang, dilanjutkan dengan materi Etika Profesi dan Kode Etik Jurnalistik oleh Muhajir Juli dan materi terakhir Teknik Fotografi Jurnalistik oleh Bedu Saini. (b05)