MEDAN (Berita): Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) merupakan tes masuk ke Perguruan Tinggi yang dilaksanakan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) di Universitas Negeri Medan (Unimed) dan diikuti 13.955 orang peserta, Minggu (5/9/2020) pagi, berjalan dengan lancar dan menerapkan protokol kesehatan.
Hal itu dilakukan sesuai arahan Ditjen Dikti Kemdikbud dan Ketua Majelis Rektor PTN Indonesia, untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi Covid-19 dan mengutamakan keselamatan peserta dan penyelenggara.
Pelaksanaan UTBK-SBMPTN Minggu (5/7/2020) itu ditinjau langsung oleh Rektor Unimed Dr Syamsul Gultom SKM MKes bersama Ketua Dr Restu MS (WR I), Wakil Ketua Prof Drs Manihar Situmorang MSc PhD (WR IV), Sekretaris Prof Dr Sahat Siagian MPd (WR III) dan Bendahara Dr Martina Restuati MSi (WR II) di Fakultas Bahasa dan Seni Unimed.
Rektot menyebutkan, UTBK 2020 dapat diikuti oleh siswa lulusan
tahun 2018, 2019, dan 2020 dari pendidikan menengah (SMA/MA/SMK) dan sederajat, serta lulusan Paket C tahun 2018, 2019, dan 2020 dengan maksimal umur 25 Tahun.
“Kehadiran peserta untuk sesi pertama 100 persen, sampai saat ini belum ada yang melapor dan semua berjalan dengan baik. Kita juga menerapkan protokol kesehatan yaitu peserta wajib memakai masker, memasuki ruangan wajib diukur suhu tubuhnya dan mencuci tangan dengan air yang mengalir, ” jelasnya.
Bahkan, kata rektor, panitia menyiapkan seluruh tempat cuci tangan, hand sanitizer serta masker cadangan.
Sebelum dan sesudah pelaksanaan tes UTBK, sarana komputer dan
ruangan ujian akan diseterilkan kembali dengan somprotan disinfektan.
“Kita sebagai panitia Pusat UTBK-SBMPTN, telah menerima surat rekomendasi izin pelaksanaan tes UTBK dari Satgas Covid-19 Provinsi Sumatera Utara, dan suratnya langsung ditanda tangani Gubernur Sumatera. Kita juga telah meminta Tim Satgas Covid-19 Provsu, untuk memberikan saran dan masukan terhadap Pelaksanaan Protokol Kesehatan saat tes UTBK. Kami
panitia juga telah merancang dengan baik, bagaimana penerapan Protokol Kesehatan secara ketat,” tuturnya.
Bahkan, kata rektor, jumlah pengawas yang dikerahkan sebanyak 678 orang dengan usia maksimal 45 tahun.
Unimed sendiri hanya menampung 3.549 orang dari 13.955 peserta (regular ada 10.350 dan KIP K 3.605). Padahal Unimed menyiapkan 39.710, namun yang mendaftar hanya 35.14 %.
Dari jumlah pendaftar tersebut, ada 587 peserta dari luar Sumatera Utara, yakni berasal dari 19 provinsi yang ada di Indonesia, termasuk ada yang dari Malaysia.
Kouta jalur SBMPTN di Unimed tahun ini adalah 50 % dari jumlah kouta yaitu 3.549 orang tersebar ke dalam 51 Program Studi S1.
“Kalau jumlah Prodi S1 di Jalur SNMPTN dan SBMPTN, kita Unimed lebih banyak dari USU, karena dari data yang ada USU itu hanya 47 Program studi,” ungkapnya.
Disinggung tentang biaya kuliah, Rektor Dr Syamsul menyebutkan, Unimed masih menjalankan Kepmenristek Dikti No. 194 tahun 2019. Unimed tidak akan menaikkan uang kuliah.
Bahkan, lanjut rektor, bagi mahasiswa yang kurang mampu diberikan kesempatan menurunkan UKT sesuai dengan Permenristek Dikti No. 39 tahun 2019. (aje)