BINJAI (Berita) : Direktur eksekutif LSM Peduli Politik Pemerintahan dan Hukum (P3H) Binjai Muhammad Jaspen Pardede, Selasa ( 28/4),sangat menyesalkan kurang perhatian Pemko Binjai terhadap warga miskin.” Sebagai warga Binjai Saya malu warga yang rumahnya bekas kandang kambing tak dapat bantuan sebagai warga miskin dari pemerintah.
Sebelumnya ada berita warga punya kartu keluarga ( KK) Kota Binjai bernama Junaidi Rahman dan istrinya Evariani br Ritonga bersama lima anaknya diusir akibat tidak bayar sewa rumah di Kec. Medan Denai.
Jaspen Pardede mengemukakan rasa hati teriris membaca beritanya , ketika warga memberikan 5 bungkus nasi kepada 5 anak tersebut. Namun oleh kelima anak tersebut hanya memakan 2 bungkus nasi dan menyimpan 3 bungkus sisanya untuk dimakan malam hari.
Warga setempat sudah berhasil mengumpulkan bantuan sebesar Rp. 400.000, serta berharap kepling dapat merekomendasikan bantuan untuk keluarga tersebut kepada pemerintah.” Saya belum memperoleh penjelasan sikap Pemko Binjai terhadap warganya, informasi Pemko Medan yang akan menyelesaikan masalahnya setelah ada penyelesaian KK dari Binjai,” ujar Jaspen Pardede..
Kemudian adanya warga miskin bernama Fitri di Kelurahan Timbang Langkat,Kec. Binjai Timur yang kini bermukim dirumah bekas kandang kambing. Fitri, 30 mengaku sudah menghuni rumah dulunya sebagai kandang kambing.” Dulunya rumah Saya sebagai kandang kambing tetangga, karena saya tidak punya tempat tinggal, diberikannya, ya disinilah kami tinggal” ujar Fitri, Selasa( 28/4).
Fitri mengakui lahir di Binjai didaerah Timbang Langkat, suaminya kini bekerja di Samosir. Fitri bekerja mengambil upahan meraut bambu,” Saya hanya kerja merautnya saja, satu hari hanya bisa dapat upah Rp.25.000/ hari. Itulah dipergunakan untuk makan dan susu anak,” jelasnya.
Fitri mengakui tak pernah memperoleh bantuan pemerintah,baik yang namanya PKH, BLT atau bantuan miskin lain.” Waktu heboh corona inilah dapat bantuan beras diantarkan FK Puspa. Kemarin datang anggota DPRD, saya tak tahu namanya juga memberi bantuan’ ujarnya , sembari menjalankan pisaunya meraut bambu. Fitri sangat berharap bantuan pemerintah terutama Kartu Indonesia Sehat( KIS) sebab ia juga punya penyakit yang selalu kambuh.
Menurut Fitri ia tinggal bersama anaknya di bekas kandang kambing,setelah orang tuanya yang juga tinggal didaerah itu meninggal dunia. Dilokasi tempat tinggal Fitri warganya baik lelaki maupun perempuan bekerja meraut bambu untuk songkok ayam. Sebagian memelihara kambing. Lahan di kawasan termasuk bekas perumahan perkebunan Timbang Langkat.” Kami sudah bertempat tinggal disini 20 tahun lebih,kalaupun ada yang mau membantu Fitri tentunya kami bersyukur,penerangannya saja diambil dari tetangga,” ujar seorang ibu.
Ketua FK Puspa Binjai Sugi Hartati usai menyerahkan bantuan berjanji memperjuang bantuan agar Fitri tempat tinggalnya bisa layak.” Kondisi sosial dan lingkungan sangat erlu ditata, Kita heran kenapa tidak menjadi perhatian pemerintah,” ujarnya.(waspada.id)