5 Hari Stalking Kuda Hitam Balon Gubsu, Barry Simorangkir

  • Bagikan

Penulis: Erri Subakti

Selama 5 hari ini saya bertolak ke provinsi Sumatera Utara (Sumut) untuk mengintip aktivitas Barry Simorangkir, ahli ICT, Penasehat Senior Smart City Kementerian Kominfo RI, yang sudah tersiar kabar akan maju dalam kontestasi Pilkada Sumut 2024.

Peraih Master of Science (S2) di bidang Computer Science dari University of Chicago, AS ini membawa serta keluarganya yang sedang berlibur di kawasan Danau Toba dan Samosir. Diantara aktivitasnya, sejak pertama mendarat di Bandara Silangit, undangan demi undangan untuk menghadiri beberapa kegiatan mahasiswa dan masyarakat terus mengalir tanpa henti.

Dari mulai memberikan paparan dalam Dies Natalis II GMKI Cabang Toba, Ngobar (Ngobrol Bareng) dengan para mahasiswa, sampai bertemu dengan punguan-punguan marga Batak di kawasan.

Kepada para generasi muda Barry menyampaikan bahwa dengan smartphone di tangan, kita dapat menggunakannya dengan lebih bermanfaat yaitu salah satunya dengan membuat “etalase digital” untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke kawasan Toba.

Dan juga saat Ngobar, Barry memberikan inspirasi yang membuka wawasan berpikir para mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa.

Sudah bukan rahasia lagi, tali kekerabatan warga yang mendiami tanah di Sumatera Utara ini sangat kuat. Suku-suku dan marga yang terlahir, tumbuh besar atau yang masih bertalian darah dan kekerabatan, sangat menjaga genealogis keturunannya hingga sekarang dan ke depan.

Itu yang nampak jelas terlihat saat Barry Simorangkir diundang khusus menghadiri acara yang diadakan oleh punguan Panggabean. Sebagai catatan, marga Simorangkir ini merupakan salah satu dari keturunan marga Panggabean.

Dalam acara tersebut para tetua Panggabean “mangulosi” (memberikan ulos) kepada Barry. Ini sebuah tanpa penghormatan bagi penerima penghargaan internasional dalam kepemimpinan ICT, The World 200 CIO Awards untuk kategori Legend.

Tak hanya mangulosi, mereka juga memberikan dekke. Dekke adalah kuliner khas berupa beberapa ikan mas yang dimasak dengan bumbu khas batak.

Setelahnya mereka menyampaikan banyak aspirasi kepada Barry Simorangkir, yang juga dikenal sebagai Konsultan Transformasi Digital ini. Salah satu aspirasinya adalah memajukan pendidikan dan meningkatkan skill SDM di kawasan.

Setelah acara tersebut rombongan kecil Barry yang juga bersama keluarganya bergeser ke punguan Hutagalung. Di lembah yang langsung menghadap puncak Bukit Siatas Barita dimana Salib Kasih berdiri dengan “magis”nya di kejauhan dengan cahaya yang seakan memberi pesan “menjadi terang bagi lingkunganmu”, kehangatan diskusi terjadi sangat hangat.

Di sini Barry memiliki rencana yang mulai dikerjakannya, yaitu Desa Wisata.

Pada Senin malam, 10/6 Barry bertolak dari Toba langsung menuju ke Bandara Kualanamu untuk terbang ke Jakarta. Karena pada Selasa pagi, 11/6 Barry sudah harus ke kantor PKB membawa visi dan misinya sebagai balon gubsu, untuk menjalani fit and proper test atau Uji Kelayakan dan Kepatutan (UKK).

Keesokan paginya Barry sudah kembali terbang ke Silangit untuk melihat potensi pariwisata di Kawasan Toba.

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *