Medan (Berita): Bobby Nasution kerap menjelaskan bahwa dia akan fokus kepada reformasi birokrasi jika kelak terpilih jadi wali kota Medan. Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta, dan Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah, pun kompak memuji misi yang satu itu.
Birokrasi yang baik, jauh dari KKN diyakini akan memuluskan pembangunan di Kota Medan. Terlebih Bobby Nasution ingin bawa Kota Medan kelak jadi kota yang bersaing dengan kota-kota internasional.
Hal itu adalah salah satu misi pembangunan manusia yang akan diterapkan Bobby Nasution di samping pembangunan fisik tentunya.
Saat berdiskusi santai dengan Ketum Partai Gelora Anis Matta dan Waketum Fahri Hamzah Kamis (19/11/2020), Bobby Nasution menyampaikan keinginan kuat untuk pembenahan birokrasi.
“Harusnya Medan ini kota kelas dunia. Saya amati 10 tahun belakangan Medan turun kualitas yang luar biasa. Medan kesannya kumuh, saya sejak 1990-an sudah sering ke Medan. Kalau dibandingkan dengan kota lain Medan kualitasnya menurun,” kata Anis menggambarkan Kota Medan.
Fahri Hamzah pun berkomentar. Sosok yang sering jadi bintang tamu acara televisi ILC itu gamblang sebut nama besar Kota Medan hanya sampai airport.
“Kita saksikan, kota bagai tidak tertata, tak terencana, infrastruktur terhenti, jalanan kebersihan, kesehatan. Cara perbaiki kota begini sudah tepat tagline Kolaborasi Medan Berkah yang diusung Bobby Nasution,” kata Fahri Hamzah.
Ditambahkan Anis Matta, bahwa kegagalan Medan hingga tertinggal dari kota-kota lain tak lepas dari kegagalan pemimpin terdahulu yang konon berpengalaman.
“Ada yang bilang Bobby Nasution tak pengalaman? Lah masalah di Medan saat ini bukankah akibat kegagalan orang yang berpengalaman. Pengalaman itu bisa didapat segera dengan sistematika kerja, proses pembelajaran, kemampuan belajar cepat. Harus itu kita ubah kultur birokrasi untuk mempercepat kemajuan. Di Indonesia ada 11 kota penduduknya di atas satu juta. Medan harus punya infrastruktur standar internasional,” papar Anis Matta.
Kembali ditimpali Fahri Hamzah, misi membenahi birokrasi Bobby Nasution adalah keniscayaan yang layak diapresiasi.
“Yang mau kita bangun adalah public good, infrastruktur fisik dan non fisik. Nah birokrasi itu kata kunci. Benar cara berpikir Bobby perbaiki birokrasi dulu baru fisik pembangunan lancar. Jadi misi Bobby Nasution sudah sangat tepat,” lanjut Fahri Hamzah.
Keduanya, baik Anis Matta maupun Fahri Hamzah sepakat, kedekatan Bobby Nasution dengan pusat akan turut memuluskan pembangunan di Kota Medan.
“Infrastruktur kota tak bisa hanya dibangun Pemko, bahkan Lemprov, perlu bekap dari pusat. Dan di tangan Bobby tentu ada akses yang luas,” pungkas Anis.
Bobby Nasution sendiri menjelaskan kolaborasi itu sangat penting. Tak heran, Bobby sering bertemu dengan banyak komunitas masyarakat, baik yang profesional hingga awam, bahwa Kota Medan bisa dibangun dengan cara gotong royong, bersama-sama.
“Kolaborasi itu dengan menerima, mendengar, minta saran dari banyak pihak. Target utama sistem birokrasi kita benahi. Dan sebagai legitimasi pemimpin itu harus capai kolaborasi dengan pemerintah lainnya bahkan dengan masyarakat. Kita bisa didengar masyarakat dan bisa juga didengar stakeholder di pusat,” kata Bobby.
Sekadar info, pembenahan birokrasi ala Bobby Nasution di antaranya dengan penerapan merit sistem di pemeritahan. Maksudnya, bahwa pejabat di satu posisi diplot berdasarkan kemampuannya. Skill dan profesionalitas akan jadi opsi utama Bobby Nasution dalam memutuskan satu jabatan, bukan sebab adanya unsur KKN.
Dan lagi, Bobby Nasution berencana menerapkan reward and punishment di kalangan ASN. Bagi yang berprestasi akan diganjar hadiah, yang jelek kinerjanya diganti. (rel)