Apakah Anda Pernah Mengalami Insecure?

  • Bagikan

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang selalu merasa insecure pada dirinya, Seperti trauma, memiliki masalah pada penampilannya atau alami body dysmorphic disorder, dan kepercayaan diri yang rendah.Tidak hanya itu, factor ekonomi seseorang, lingkungan, dan hubungan social bisa menyebabkan seseorang alami rasa insecure. Beberapa hal untuk mengatasi rasa insecure selalu tingkatkan rasa percaya diri dan pilih lingkungan dengan suasana yang baik.

Sumber:https://www.halodoc.com/ini-yang-akan-terjadi-ketika-merasa-insecure
Insecure adalah perasaan yang kurang nyaman pada diri sendiri atau kurang percaya diri. Terkadang hal ini sering dirasakan oleh setiap orang. Namun jika perasaan ini sering kita rasa akan mempengaruhi kesehatan mental pada diri kita sendiri. Perasaan ‘Insecure’ dapat terjadi pada anak-anak/remaja. Biasanyaperasaan ‘Insecure’ dapat membuat seseorang untuk susah melangkah maju kedepan atau takut dalam pengambilan keputusan. Dalam artikel ini, saya akan memberikan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang merasa ‘Insecure’ dancaramengatasinya:
Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang merasa “insecure” adalah :

1. Trauma

Trauma adalah suatu keadaan yang terjadi setelah seseorang mengalami kejadian yang luar biasa dalam hidupnya. Semakin berat kejadian yang dialami oleh seseorang, maka semakin besar peluang seseorang mengalami gangguan stress yang berakibat fatal terhadap ketidak nyamanan perasaannya. Penanganan trauma dapat dijadikan tantangan dalam pelayanan utama kesehatan saat ini. Kondisi Trauma sangat mempengaruhi perilaku pada diri seseorang. Trauma yang dirasakan pada masa lampau akan selalu teringat ketika ada hal yang serupa yang sama persis dengan masa lalunya. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya rasa kepercayaan diri sesesorang sehingga sulit untuk mencoba lagi hal yang berhubungan dengan masa lalunya.

2. Memiliki masalah pada penampilan atau body dysmorphic disorder

Setiap orang pasti pernah merasa tidak puas dengan penampilan fisiknya sehingga mencari cara untuk bisa “merasa” tampil lebih baik. Mengapa image itu sepertinya sangat penting untuk sejumlah orang ? Apakah sebenarnya yang dikatakan sebagai body image.Menurut Roberta Honigman & David J. Castle, body image adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya; bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan penilaian atas apa yang dia pikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya, dan atas bagaimana ‘kira-kira penilaian orang lain terhadap dirinya. Sebenarnya, apa yang dia pikirkan dan rasakan, belum tentu benar-benar merepresentasikan keadaan yang aktual, namun lebih merupakan hasil penilaiandiri yang subyektif.
Ciri-ciri Body Dysmorphic Disorder
Tidak semua orang yang memperhatikan atau mengkhawatirkan penampilan, dapat langsung dikategorikan sebagai BDD. Ada beberapa karakteristikdaripenderita BDD:

1) Rendahnya self-esteem dan konsepdiri negative

Penderita BDD, biasanya memiliki self esteem yang rendah dan konsep diri yang negatif. Perasaan takut untuk dilecehkan, diabaikan, disingkirkan dan dijauhi – membuat mereka sering merasa tidak nyaman berada di tengah-tengah komunitas. Mereka pun dikatakan memiliki perasaan tidak berguna, serta memiliki perasaan yang terlalu sensitif. Penderita merasa takut jika orang lain memperhatikan kekurangan dan “cacat” tersebut, sehingga mereka melakukan ritual-ritual untuk menutupi “kekurangan”. Ritual seperti:
a) Menghabiskan waktu lama untuk berkali-kali bercermin, memeriksa penampilan diri atau bahkan tidak pernah mau berkaca – menghindari cermin.
b) Selalu memfokuskan kekurangan diri untuk dibandingkan dengan orang lain
c) Selalu membutuhkan konfirmasi dari orang lain, bahwa kekurangan itu tidaklah seberapa atau dia tidak lah terlalu buruk
d) Berdandan secara berlebihan, untuk menutupi “kekurangan”, misalnya dengan terus menerus menyisir dan menata rambut, menggunakan make up
berulang kali (dihapus dan dipoles kembali), menggunakan topi atau kaca mata gelap untuk menutupi mata, berulang kali bercukur, sampai
sengaja menggunakan pakaian / kostum tertentu (yang kurang proporsional) untuk menyebunyikan kekurangannya
e) Sering sekali berkonsultasi dan meminta treatment dari Dermatologist, ahli kosmetik, atau pun berkali-kali operasi plastik (dan tidak
pernah merasa puas akan hasilnya)
f) Berlatih amat keras atau pun diet super ketat untuk membentuk tubuh untuk mencapai bentuk ideal yang didambakan
g) Bering sekali dan berulang-ulang menyentuh bagian yang dinilai sebagai kekurangan
h) Selalu mencari referensi bacaan yang membicarakan masalah bagian tubuh yang dirasa kurang
2) Menghabiskan 1 – 3 jam setiap hari untuk mengurusi penampilan

Penderita BDD, umumnya larut dalam pemikiran dan perilaku berkaitan dengan perceived defect paling tidak minimal 1 jam atau lebih setiap harinya. Namun, hasil penelitian terhadap pasien remaja, mereka bahkan menghabiskan waktu selama 3 jam. Mereka juga dikatakan kurang memiliki pemahaman atas masalah yang terjadi (ada sesuatu yang tidak benar sedang terjadi pada diri saya; atau, apa yang menjadi masalah saya sesungguhnya).

3) Menghindari situasi social dan penurunan fungsi sosial

Penderita BDD, seringkali menghindari situasi sosial karena mereka takut jika orang lain akan memperhatikan dan mengetahui kekurangan mereka. Akibatnya, beberapa orang sampai tidak masuk sekolah, tidak masuk kerja, bahkan tidak mau bertemu siapa-siapa. Mereka pun mengalami kesulitan dalam membina hubungan dengan teman-teman, keluarga dan bahkan pasangan. Menurut hasil penelitian, penderita BDD mengalami penurunan dalam performance mereka, baik di sekolah maupun di tempat kerja – atau dalam bidang kehidupan lainnya, karena pikiran mereka dipenuhi obsesi terhadap perceived defect sehingga sulit memfokuskan perhatian dan konsentrasi pada hal lain.

4) Disertaisimtomdepresi

Kondisi lain yang menyertai symptom BDD, menurut Gary K. Arthur MD – seorang psikiater, adalah adanya major depression. BDD telah memunculkan kondisi depresi yang cukup berat, dan bukan karena sebaliknya (bukan depresi menyebabkan BDD, tapi BDD menyebabkan depresi). Lebih jauh, Gary K. Arthur menemukan probablitias resiko bagi penderita BDD untuk bunuh diri.

3. Kepercayaan diri yang rendah

Kepercayaan diria dalah suatu hal yang unik dalam diri manusia. Kepercayaan diri yang rendah timbul karena adanya tekanan dalam diri seseorang yang muncul pada dirinya. Hal ini wajar pada diri seseorang. Namun apabila berlebihan sangat menganggu aktifitas pergaulan dan kehidupan yang kita jalani. Biasanya rasa kurang percaya diri timbul dari pemikiran yang negative baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Orang tersebut sulit untuk membuka diri terlebih lagi sering menyendiri daripada bersosialisasi terhadap teman dan lingkungan. Orang tersebut akan sangat sulit berhadapan dengan orang lain sehingga perlu sikap yang tegas agar hal ini tidak terjadi secara terus menerus. Biasanya berpikir positif akan mendatangkan hal yang positif pula sehingga perasaan minder akan mampu anda hadapi, begitu pula dengan menghargai diri sendiri dengan berteman dengan orang yang baik, melakukan introspeksi diri akan kelebihan dan kekurangan dalam diri sendiri menjadi pribadi yang lebih baik, ubah pola penampilan anda saat ini. Ingat, penampilan yang menarik juga mampu membuat kepercayaan diri seseorang semakin tinggi.

4. Faktor Lingkungan dan hubungan social

Pengaruh lingkungan sangat penting kamu perhatikan karena kamu akan berinteraksi dengan berbagai macam orang. Ketika kamu merasa insecure/Munculnya rasa dikucilkan serta penolakan-penolakan dari lingkungan sekitar akan berdampak pada krisis kepercayaan diri yang berujung pada sikap memberontak. Hal ini tidak baik bagi kesehatan mental. Sebisa mungkin menjauhlah demi kebaikan dirimu sendiri. Cara mengatasi Inseccure:

1. Tingkatkan rasa percaya diri dengan melawan rasa insecuremu.

Untukmeningkatkan rasa kepercayaan diri terlebih dahulu kita harus berpikir positif menanam dalam hati dan pikiran bahwasaya mampu/saya bisa untuk mengubah situasi apapun menjadi lebih baik. Seorang manusia akan menjadi lebih kuat seiring halangan dan ombak (masalah) yang menerpa menghadangnya. Perasaaan “insecure” wajar dimiliki oleh seseorang tapi jangan sampai pikiran overthinking menguasai pikiran kepalamu. Kamu harus melawan rasa itu.Ingat selalu kata ini “ikuti kata hatimu.Tapi jangan lupa juga bawa juga otakmu.”

2. Belajar untuk Ikhlas

Setiap orang pasti memiliki cerita pahit atau manis dalam kehidupan. Beberapaada yang menyesal karena melakukan perbuatan yang salah sehingga kehidupannya dimasa lalu sangat pahit. Hal itu wajar dalam diri perasaan seseorang yang menjadi penyebab insecure. Kamu harus mampu berdamai dengan masalalu dan mencoba mengikhlaskan kejadian yang sudah terjadi. Jadikan masalalumu sebagai bahan pembelajaran yang berguna untuk meraih kesuksesan dimasa depan.

3. Menempatkan diri pada lingkungan dengan suasana yang baik.

Hal ini penting kamu lakukan untuk memberikan suasana hati yang nyaman dan bahagia. Carilah lingkungan yang berisikan orang-orang yang berpikir positif yang selalu mensupport kita dalam keadaan apa pun. Dan orang itu harus kamu pertahankan sebagai temanmu. Kemudian sebisa mungkin kita harus menghindar dari seseorang yang memiliki sifat negatif yang berada satu lingkungan dengan kita. Jika berada satu lingkungan dengan mereka, kita akan semakin merasa insecure dengan diri kita dengan perlakuan mereka yang meremehkan atau tidak menghargai orang lain. Jadi kita harus pilih-pilih teman yang memberikan dampak positif terhadap dirikita.
Namun, jika masih merasa “insecure” tidak ada salahnya kita mencoba untuk berkonsultasi dengan pskiater dan psikolog. (dr.Tuty Yeo.Sp,KJ)

Berikan Komentar
  • Bagikan